Monday, February 26, 2018

Pengembangan kecerdasan buatan (AI) China

China telah memasuki tahap pertama di seluruh dunia dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI), menurut People's Daily Overseas Edition.

AI China mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah perusahaan AI di China telah mencapai 592 pada 30 Juni 2017, berada di urutan kedua di dunia setelah A.S.

Baru-baru ini, Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) dan Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL) mengadakan kerjasama dengan raksasa Internet China Alibaba untuk menerapkan teknologi AI yang terakhir ke kontrol lalu lintas, perencanaan kota dan perlindungan lingkungan. Ini hanya sebuah lambang teknologi AI China yang siap menjadi global.

China telah membuat banyak terobosan di AI mengenai penelitian dan pengembangan teknologi dan aplikasi industri, kata Tao Jianhua, wakil direktur National Laboratory of Pattern Recognition, Institute of Automation di bawah Chinese Academy of Sciences.

Misalnya, deep learning network developed yang dikembangkan oleh raksasa internet China Baidu bisa mencapai akurasi 99,84 persen dalam pengenalan wajah.

Laboratorium Tencent YouTu Lab, sebuah laboratorium penelitian AI di bawah Tencent yang berfokus pada pembelajaran mesin, telah mencatat dengan mencapai tingkat pengakuan 83,29 persen dalam tantangan MegaFace, sebuah tes yang diakui secara internasional yang diketahui dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

Perkembangan cepat AI di China juga meningkatkan pengembangan berbagai produk AI, termasuk rumah cerdas, kendaraan cerdas, perangkat yang dapat dipakai dan robot cerdas.

Selain itu, menurut rencana pembangunan yang dikeluarkan oleh Dewan Negara, skala industri AI di China akan melebihi 1 triliun yuan pada tahun 2030, dan untuk mencapai tujuan ini, kuncinya terletak pada konstruksi tim bakat, kata Tao.

Statistik menunjukkan bahwa ada sekitar 1,9 juta profesional teknis yang bekerja di AI di dunia pada bulan Maret 2017, dengan 850.000 di A.S. dan hanya 50.000 di China.

Para ahli memperkirakan bahwa 5 juta talenta AI akan dibutuhkan di China dalam beberapa tahun ke depan. Tao, oleh karena itu, menunjukkan bahwa China harus berusaha memperkuat konstruksi bakatnya di AI.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.