Chindo News

Informasi berita, sosial, budaya, etnik, militer, teknologi, dari negara China.

Chindonews.blogspot.com

Informasi berita, sosial, budaya, etnik, militer, teknologi, dari negara China. .

China-Indonesian Information

Informasi berita, sosial, budaya, etnik, militer, teknologi, dari negara China..

Pameran Mobile

Pameran Mobil Internasional.

Pertukaran Budaya

Kebudayaan adalah sesuatu hal yang baru yang menghasilkan nilai budaya.

Thursday, July 29, 2010

China membangun Terowongan angin Hypersonic



Mongolia China Utara Heavy Industries Group baru-baru ini mengumumkan bahwa kelompok nya telah berhasil memberikan elemen kunci dari "JF12 terowongan angin hipersonik Shockwave", yang merupakan proyek yang paling maju dan kreatif dalam
dunia bidang riset hipersonik.

"JF12 Shockwave terowongan angin hipersonik" sedang dibangun untuk memulai proyek spaceplane masa depan China. JF12 Windtunnel terutama dirancang oleh Institute of Mekanika, CAS (China Akademi Ilmu Pengetahuan). CAS menemukan metode didorong ledakan kreatif untuk merancang sebuah terowongan shock yang dapat memberikan kondisi penerbangan direproduksi untuk penelitian hipersonik.

"JF12 Shockwave terowongan angin hipersonik" mencakup Aplikasi utama seperti: Aerodinamika penelitian karakteristik pesawat udara; Shockwave / batas studi lapisan gangguan; Investigasi pada osilasi gelombang kejut dan fluktuasi tekanan di medan aliran yang dipisahkan; Jet / gangguan aliran penyelidikan; penyelidikan mesin Scramjet; Aero- optik .

Tuesday, July 27, 2010

Pakaian Etnik Korea di Tiongkok


Orang etnis Korea kebanyakan tinggal di Provinsi Jilin, timur laut China. Baju laki-laki mereka agak pendek dan celananya agak longgar. Wanita etnis Korea biasanya memakai baju yang pendek dengan skirt yang panjang. Pada baju ini terdapat tali panjang yang diikat menjadi reben seperti kupu-kupu di bawah bahu di sebelah kanan. Wanita etnis Korea yang belum menikah memakai sejenis rok yang terhubung dengan baju dan panjangnya sampai ke lutut. Wanita yang sudah menikah menggunakan kain yang diikat di pinggang lalu menjadi seperti skirt yang panjangnya sampai mata kaki.

Friday, July 23, 2010

Huzhou, Kota Pariwisata yang Mempesonakan

Slogan Kota: Huzhou, Kota Pariwisata yang Mempesonakan

Tempat: terletak di bagian utara Provinsi Zhejiang







Kota Huzhou merupakan sebuah kota kuno yang bersejarah 2300 tahun. Kota ini memiliki banyak tujuan wisata alam dan situs peninggalan budaya.

Huzhou memiliki lingkungan ekologi yang baik dan kebiasaan yang berareka ragam. Sungai Taihu, Kota Kuno, Gunung Terkemuka, Kampung Buluh, Tanah Paya, dan Ekologi Asli adalah enam sumber pariwisata di kota ini. tempat yang digemari pelancong termasuk Pagoda Feiying, Kuil Buddha Besi, dan Kota Kuno Nanxun. Selain itu, Gunung Moganshan merupakan tujuan wisata tingkat nasional dan dikenal sebagai salah satu dari empat area istirahat pada musim panas yang paling terkenal di Tiongkok.

Thursday, July 22, 2010

Yining, Mutiara di Asia tengah


Slogan Kota: Yining, China, Mutiara di Asia Tengah

Tempat: terletak di bagian barat laut Daerah Otonomi Uygur Xinjiang

Kota Yining dikenal sebagai sebuah kota taman di perbatasan barat laut Tiongkok. Penduduknya terdiri dari 37 entik. Berbagai kegiatan hiburan minoritas lokal memenuhi suasana sosial budaya di kota ini. Yining terletak di pusat hubungan lalu lintas dan angkutan, dan merupakan kota perdagangan utama yang terbuka pintunya di barat Tiongkok.

Yining memiliki banyak sumber pariwisata, diantaranya yang amat mempesonakan adalah Taman Alamutuya, Taman Hiburan Pemandangan Laut, Masjid Baitullah, Gunung Salju dan gletser, dan Yurt di padang rumput.

Monday, July 19, 2010

Paduan Suara Indonesia Tampil di Lomba Paduan Suara Dunia


Lomba Paduan Suara Sedunia ke-6 dibuka di kota Shaoxing, Provinsi Zhejiang, Tiongkok kemarin (15/7) dengan diikuti lebih 200 rombongan paduan suara dari 53 negara, di antaranya negara-negara ASEAN paling aktif ambil bagian. Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina mengirim 34 tim, sedang Indonesia sendiri mempunyai 14 tim yang ambil bagian dalam perlombaan itu.

Lomba Paduan Suara Sedunia adalah Olimpiade paduan suara yang diselenggarakan oleh Yayasan Pertukaran Budaya Internasional setiap dua tahun di negara-negara dan kota-kota mitera kerjasama dunia. Sebagaimana Olimpiade, para peserta mewakili negaranya memperebutkan medali emas, medali perak dan medali perunggu di 20 lebih grup. Penilaian dilakukan berdasarkan seperangkat sistem penilaian akurat yang telah dikembangkan dan disempurnakan terus menerus dalam praktek bertahun-tahun guna menjamin keadilan secara maksimal. Tim-tim peserta ambil bagian dalam perlombaan kualifikasi, perlombaan terbuka dan kejuaraan sejak kemarin sore. Gladi resik digelar sejak kemarin pagi.



Di tempat gladi resik Teater Shaoxing, wartawan CRI kemarin bertemu dengan rombongan paduan suara dari Jakarta. Anggota rombongan itu Pak Lim mengatakan:"Kami datang dari Jakarta. Untuk kedua kali ini kami ambil bagian dalam lomba paduan suara Yayasan Pertukaran Budaya Internasional Jerman. Sebelum ini kami pernah ikut lomba paduan suara internasional ke-4 tahun 2006 di kota Xiamen. Meski kami bukan rombongan paduan suara pihak resmi Indonesia, namun kami datang ke Tiongkok mewakili kesenian Indonesia. Acara pertunjukan kami adalah lagu rakyat Jakarta yakni Kicir-Kicir, lagu rakyat Aceh 'Bungung Jempa', dan lagu rakyat Jakarta 'Jali-Jali'."

Rombongan paduan suara tersebut terdiri dari 38 anggota, berusia antara 50 dan 70 tahun, sebagian besar berasal dari kota Medan. Bahasa bukan penghalang bagi mereka untuk berkomunikasi dengan para petugas karena mereka umumnya fasih berbahasa Mandarin. Mengenai perjalanan di Tiongkok kali ini, Pak Lim mengatakan:"Usia para anggota kami antara 50 dan 70 tahun, meski terbilang sudah lanjut usia, tapi kami masih bisa berlomba dengan anak-anak muda. Kami gembira datang ke Shaoxing, dan sangat terkesan oleh keramahannya."

Lomba Paduan Suara Sedunia ke-6 dibuka di Shaoxing dalam upacara yang meriah kemarin malam bertepatan dengan ulang tahun ke-2500 kota tersebut.


Thursday, July 15, 2010

Bangunan tanah Liat Hakka





Kawasan Pemandangan Bangunan Tanah Liat Nanjing Tulou, Provinsi Fujian ini dari kota Fuzhou, Xiamen, Provinsi Zhejiang dan Guangdong. bangunan ini milik etnik Hakka.

Tuesday, July 13, 2010

Danau Kawah Terbesar di China Ditemukan di Pegunungan Da Hinggan Mongolia Dalam




Menurut laporan penelitian ekspedisi ilmiah yang terakhir oleh para pakar dari Insititut Geofisika Akademi Ilmu Pengetahuan China, Universitas Geologi Tiongkok dan badan-badan geologi Provinsi Heilongjiang, kelompok danau kawah yang ditemukan di Kawasan Sungai Chaihe Pegunungan Da Hinggan yang tertelak di Zhalantun Mongolia Dalam terbukti merupakan yang paling besar di Tiongkok sejauh ini. Danau kawah yang terbentuk di lorong gunung berapi tersebut digelar "Tianchi Bulan" oleh orang lokal. Kawasan Sungai Chaihe ini terkenal dengan bentuk bumi gunung berapi yang unik dan tumbuh-tumbuhan serta hutan asal yang dipelihara dengan baik.


Monday, July 12, 2010

Pakaian Etnik Bulang di Tiongkok



Orang etnis Bulang kebanyakan tinggal di Xishuangbanna, Yunnan. Pakaian mereka agak sederhana. Pakaian yang berwarna biru dan hitam agak digemari oleh anggota masyarakat etnis ini, baik pria maupun wanita. Pakaian wanita etnis Bulang mirip pakaian wanita etnis Dai. Mereka memakai baju yang ketat dengan singkat dan skirt yang ketat dan panjang. Mereka juga memakai "sorban", subang besar yang dibuat dari perak, dan mereka suka memakai bunga liar pada "sorban" sebagai perhiasan. Lelaki etnis Bulang suka memakai celana yang agak longgar dan baju tanpa kerah.

Thursday, July 8, 2010

Makam Dinasti Xia barat


Pada masa lebih 770 tahun yang lalu, di Tiongkok ada terdapat 3 dinasti yaitu Dinasti Song yang didirikan oleh etnis Han di tengah Tiongkok, Dinasti Liao yang didirikan oleh etnis Nuzhen di timur laut China dan Dinasti Xixia atau Xia Barat yang didirikan oleh etnis Dangxiang di barat laut Cina.

Penemuan makam kaisar Dinasti Xia Barat merupakan hasil penemuan arkeologi penting yang dicapai oleh Arkeologi Tiongkok. Penemuan itu juga merupakan hal yang penting dalam sejarah arkeologi etnis minoritas Tiongkok.

Dinasti Xia Barat memiliki bahasa dan hurufnya sendiri. Tetapi sayangnya, setelah Kaisar Genghiskhan Mongolia mengalahkan Dinasti Xia Barat pada tahun 1227 Masehi, Genghiskhan telah membunuh semua penduduk etnis Dangxiang, huruf dan kata serta buku-buku Dinasti Xia Barat juga telah punah dan musnah.

Tuesday, July 6, 2010

Etnik Elunchun di Tiongkok


Orang Etnis Elunchun kebanyakan tinggal di bagian timur luat Daerah Otonomi Mongolia Dalam dan beberapa kota di Provinsi Heilongjiang, China. Pakaian nya memiliki ciri khusus etnis ini merupakan jubah yang terbuat dari kulit binatang. Selain itu, mereka juga memakai celana,dan sarung tangan yang dibuat dari kulit berbagai jenis binatang. Pakaian orang Elunchun ini yang paling istimewa adalah topi yang dibuat dari kulit kepala kijang. Ia bukan saja dapat mengontrol suhu badan mereka, malah ia dapat membantu mereka menyamar dengan baik ketika berburu. Konon, jika pemburu memakai dua telinga kijang di topinya, ia mungkin akan disalah tembak oleh pemburu yang lain.

Friday, July 2, 2010

Etnik Hui di Tiongkok

Etnis Hui adalah salah satu etnis minoritas yang teramai di China. Berdasarkan sensus pada tahun 1990, penduduk etnis itu berjumlah lebih 8.6 juta orang, menduduki tempat ke-4 diantara semua etnis minoritas di Tiongkok.

Kawasan pemukiman penduduk etnis Hui sangat luas, hampir semua daerah di China terdapat penduduk etnis itu. Penduduk etnis Hui tinggal secara berkelompok di Daerah Otonomi Etnis Hui Ningxia, Provinsi Gansu, Qinghai, Daerah Otonomi Etnis Uygur Xinjiang, Provinsi Henan, Hebei, Shangdong dan Yunnan. Penduduk etnis Hui biasanya tinggal secara berkelompok di daerah yang terdapat masjid.






Daerah Otonomi Etnis Hui Ningxia memiliki jumlah penduduk etnis Hui yang paling banyak, wilayah itu dikenal sebagai kampung halaman etnis Hui. Pemandangan di wilayah itu sangat indah, ada hutan hijau dan padang pasir yang luas. Sungai Kuning yang didikenali sebagai sungai ibunda di Tiongkok dalam wilayah itu. Penduduk etnis Hui bersama-sama penduduk etnis lain rajin bekerja dan menjadikan wilayah itu sangat makmur.

Karena area kediaman etnis Hui sangat luas, penduduk etnis itu di berbagai tempat juga bekerja dalam bidang yang berbeda. Penduduk etnis Hui di Gansu, Qinghai dan Ningxia lebih mengutamakan sektor pertanian, dan peternakan, penduduk etnis itu di Xinjiang dan Mongolia Dalam lebih mengutamakan peternakan, penduduk etnis itu di Henan, Hebei dan Shandong selain bekerja di sektor pertanian, juga pandai berdagang, penduduk etnis itu di berbagai daerah di Tiongkok barat daya bekerja di bidang pertanian, bisnis dan transportasi, penduduk etnis Hui di Provinsi Hainan bekerja di sektor perkapalan dan perikanan.

Karena area kediaman etnis Hui di Tiongkok sangat luas, penduduk etnis itu biasanya tinggal berbatasan dengan penduduk etnis lainnya di berbagai tempat. Misalnya, penduduk etnis Hui di Xinjiang dan Mongolia Dalam biasanya tinggal berbatasan dengan penduduk etnis Vygur, Kazak dan Mongol, Tibet mereka tinggal berbatasan dengan penduduk etnis Tibet. Penduduk Etnis Hui hidup aman sentosa bersama-sama penduduk berbagai etnis lain di seluruh tempat di Tiongkok, mereka saling mempelajari dan berkembang maju bersama-sama.

Penduduk etnis Hui menggunakan bahasa Mandarin, bahasa itu telah memainkan peranan penting untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kebudayaan etnis itu. Di samping itu, penduduk etnis Hui yang tinggal di berbagai tempat Tiongkok juga fasih bahasa etnis lain di kawasan itu. Misalnya, penduduk etnis Hui di Xishuangbanna Yunnan bukan saja fasih bahasa Dai, juga memakai pakaian tradisional etnis Dai dan tinggal di rumah berbentuk arsitektur tradisional etnis Dai, penduduk etnis Hui di Tibet juga mahir berbicara bahasa Tibet.

Etnis Hui di seluruh tempat di Tiongkok beragama Islam. Agama Islam telah memainkan peran penting dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan kebiasaan etnis itu dan menjadi bagian penting dalam kebudayaan tradisional etnis Hui.

Kalau penduduk etnis Hui berhijrah ke suatu tempat yang lain, mereka akan tinggal secara berkelompok dan membangun sebuah desa, setelah membangun sebuah masjid, penduduk etnis itu biasanya tinggal di sekeliling masjid tersebut. Masjid yang dibangun etnis itu sangat terkenal dalam sejarah pembangunan Tiongkok dan merupakan bagian penting dalam warisan budaya bangsa China.

Walaupun keberadaan etnis Hui agak lewat dalam sejarah peradaban China, tetapi etnis itu sangat makmur dan maju dan telah memberi kontribusi yang besar terhadap peradaban Tiongkok.

Thursday, July 1, 2010

Chindonews : Etnik Salar

Etnis Salar merupakan salah satu dari 10 etnis minoritas yang beragama Islam di China. Mereka kebanyakan tinggal di kabupaten Otonomi Etnis Salar Xunhua, Provinsi Qinghai. Etnis Salar memiliki sejarah selama lebih 800 tahun dan kebudayaan yang gemilang.

Bertolak dari Xining, ibu kota Provinsi Qinghai dengan naik mobil melewati gunung-gunung serta-bukit, tibalah di Xunhua, bagian tenggara Provinsi Qinghai yang dekat Sungai Kuning. Walaupun Xunhua terletak di kawasan dataran tinggi, namun cuacanya sangat strategis seperti di kawasan selatan Tiongkok.









Semakin dekat dengan Xunhua, semakin banyak terlihat penduduk Etnis Salar berjalan-jalan di kedua sisi jalan. Ada wanita etnis tua Salar berjalan sambil memegang sebatang cangkul, nampaknya baru selesai bekerja di ladang dan akan pulang ke rumah. Ada juga pemuda etnis Salar yang menunggang motor dengan dibonceng oleh istrinya. Ada beberapa orang perempuan etnis Salar sedang bekerja di ladang, dengan tudung mereka telah memberikan tanah ladang yang menghijau dan luas.

Mukim Jiezi di Xunhua merupakan tempat kediaman terawal bagi etnis Salar setelah mereka berhijrah dari Asia Tengah pada ratusan tahun yang lalu. Sebuah patung batu unta putih yang terletak di tengah persimpangan jalan merupakan Mercu tanda Xunhua.

Unta putih dianggap sebagai lambang Etnis Salar. Han Fulin, seorang sarjana etnis Salar telah menceritakan sebuah legenda yang penuh keajaiban tentang unta putih kepada wartawan. Legenda tersebut pada migrasi Etnis Salar dari Asia Tengah ke timur dan akhirnya menetap di Xunhua sampai sekarang.

"Berdasarkan ceritanya, lebih 800 tahun yang lalu, ada Puak Salar yang tinggal di Samarkand, Asia Tengah. Ketua Puak Salar, Mahmud al-Kashgari sangat dihormati dan disayangi oleh rakyat lokal sehingga beliau dicemburui oleh Kaisar negara itu. Maka puaknya yang dipimpin oleh Mahmud terpaksa berhijrah ke timur untuk mencegah bencana. Mereka berharap agar dapat menemukan sebuah tempat yang damai dan harmonis.

Mereka bertolak menuju ke timur dengan membawa seekor unta putih. Mereka melewati gunung-gunung dan menjangkau padang pasir dengan keyakinan kepada Allah, sehingga akhirnya mereka tiba di kaki sebuah gunung berwarna merah di pesisir Sungai Kuning. Sewaktu itu, unta putih itu tiba-tiba menghilang. Barang-barang yang diangkut oleh unta putih itu termasuk air dan tanah yang dibawa dari tempat asal mereka serta naskah salinan al-Quran tulisan tangan yang sangat berharga, semuanya turut hilang. Mereka merasa sangat cemas dan mencari-cari sepanjang malam. Akhirnya mereka menemukan bahwa unta putih itu sudah menjadi sebuah patung batu di tepi sebuah mata air. Semua barang yang diangkut oleh unta putih itu tetap berada di atas bonggolnya.

Orang-orang merasa terkejut akibat keajaiban yang terjadi itu. Air dan tanah yang terdapat dari tempat asal mereka adalah sama dengan air dan tanah di tepi mata air tersebut. Sejak itulah, mereka telah menetap di tempat yang dekat mata air tersebut dan bergaul dengan etnis lokal seperti etnis Tibet dan lain-lain. Suku tersebut adalah etnis Salar pada masa sekarang yang penduduknya berjumlah kira-kira 100 ribu orang. Sedangkan tempat mereka adalah Xunhua pada hari ini. "