Wednesday, September 21, 2011

Sekolah Menengah Atas di Kurqa-Xinjiang







Bel bergaung di sekolahan yang mempunyai luas 200 ribu meter persegi ini. Puluhan anak-anak berlarian keluar dari asrama sekolah menuju kelas. Mereka adalah murid-murid Sekolah ke-4 Kabupaten Kurqa, Provinsi Xinjiang, China bagian barat.

Dari 38 kelas yang ada, terdapat lima kelas dwibahasa. Kelas ini khusus ini dibangun untuk lebih meningkatkan sumber daya manusia di daerah paling miskin di China. Pasalnya, anak-anak ini kebanyakan hanya bisa bahasa Uygur. "Kita ingin agar anak-anak bisa bekerja di berbagai daerah, tidak hanya di Kurqa ini saja," kata Kepala Sekolah ke-4 Kabupatan Kurqa, Ibrahim, saat ditemui di sekolah.

Bahasa mandarin menjadi masalah di kota kecil ini, dibandingkan dengan di Urumqi, ibu kota Xinjiang. Kebanyakan anak-anak daerah selatan Xinjiang ini tak lancar baca-tulis Mandarin. Mereka hanya mengenal bahasa daerah mereka yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kondisi ini membuat pemerintah setempat membangun sekolah terpadu ini pada tahun 2007 dan selesai 2009.

Masyarakat di Kurqa memang tak terlalu makmur dibanding daerah lainnya di China. Namun karena pemerintah daerah dan daerah lain membantu, maka pelayanan sosialnya terpenuhi. Sekolah negeri ini tetap memungut iuran. Siswanya harus membayar uang sekolah dan asrama setiap semester. Setiap siswa dipungut biaya 500 Yuan. Sedangkan biaya asrama bisa memilih. Siswa yang mampu bisa membayar 350 Yuan untuk kamar dipakai empat siswa dan mempunyai kamar mandi dalam. Sedang siswa yang kurang mampu bisa membayar 200 yuan.

Salah satu kelebihan sekolah ini, sebagian tenaga listriknya menggunakan solar sel atau tenaga matari. Menurut Ibrahim, selain lebih aman juga karena wilayah ini melimpah sinar matahari. Harga solar selnya dari 2.000 Yuan – 8.000 Yuan. "Jumlahnya ada 200 buah," kata Ibrahim.

Sementara fasilitas pendidikan penunjang lainnya, Pemerintah Kurqa juga membangun sekolah guru dwibahasa. Sekolah ini merupakan bantuan pemerintah daerah lain yang kaya, yakni Ningbo di Provinsi Zhejiang. Mutu pendidikan guru ditingkatkan untuk mendongkrak kemampuan bahasa anak-anak Uygur di Kabupaten Kurqa ini.

Selain fasilitas pendidikan, Pemerintah juga membangun Panti Jompo, yang menumpang orang tua dan anak-anak yang telantar. Mereka dirawat di panti yang baru selesai dibangun. Bangunan tiga lantai ini berkeliling dan di bagian tengahnya dijadikan halaman terbuka. Fasilitasnya, mulai dari ruang tidur yang mempunyai dua kasur, ruang makan, tempat belajar, dan bermain di lapangan. Para orang tua yang ditampung di sini kebanyakan berusia 65 tahun ke atas.

Bangunan panti ini murni bantuan pemerintah tetangga yang lebih kaya, yakni Ningbo, Provinsi Zhejiang. Panti ini menjadi bentuk kepedulian pemerintah kepada rakyatnya.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.