Tuesday, September 27, 2011

Pasar Kambing di Khasgar







Pagi pukul 10.00, matahari sudah menyengat. Lapangan seluas sepuluh kali lapangan sepak bola di pinggir Kota Khasgar, Provinsi Xinjiang, sudah ramai. Jalan aspal selebar 4 meter untuk masuk ke lapangan penuh sesak dengan truk bak terbuka dan sepeda motor yang didesain mempunyai bak besar di belakang. Muatannya hampir semua sama, kambing.Kashgar Ulak Bazar --nama pasar kambing tempat ini dalam bahasa Uygur—dibuka. Ribuan kambing diperdagangkan di tempat ini. Debu, dan bau kotoran kambing, meruap di mana-mana. Pasar ini tidak setiap hari ada. Di wilayah ini, kebetulan pasar dibuka pada hari minggu bulan ini. Bulan berikutnya, bisa ditempat lain.

Sidek Sawut, 20 tahun, sudah menunggu pembeli sejak pukul 9.00. Sebagian kambingnya sudah laku terjual. Dia masih bertahan menunggu, pembeli sampai siang hari untuk menjual semua kambingnya. Satu kambingnya dihargai 1.000 Yuan – 1.500 Yuan. "Saya harus jual semua kambing ini," katanya, sambil memegang uang penjualan kambing.
Tawar menawar tak jauh berbeda dengan pasar hewan tradisonal di Indonesia. Terbuka antara penjual dan pembeli. Jika kesepakatan tercapai, uang diberikan kemudian bersalaman dan kambing sudah pindah tangan. Penjual, menurut Sidek, tak semuanya memelihara kambing. Sebagian ada pedagang yang mengambil selisih keuntungan. Pembeli pun sama, ada juga pedagang tapi tak sedikit pemilik restoran atau orang yang sedang punya hajat.

Kambing menjadi salah satu perdagangan paling ramai di pasar ini. Di salah satu sudut lain di pasar ini, ada juga yang menjual anjing, kucing, kelinci, atau keledai. Namun kambing menjadi favorit karena makanan khas di Khasgar dan Provinsi Xinjiang umumnya adalah kambing. Makanan itu mulai dari sate kambing yang terkenal, sampai olahan masakan seperti sup atau semacam gulai kambing—namun dengan citarasa dan rempah yang berbeda, yakni pedas.
Pasar kambing ini menjadi salah satu tujuan pariwisata di Khasgar. Banyak wisatawan dari negara Eropa, Australia datang mengunjungi tempat ini. Mereka umumnya sambil membawa kamera dan membidik, berbagai kegiatan di pasar tradisional ini.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.