Huxitar, alat musik kutipan klasik etnis Uigur, memiliki sejarah cukup lama. Sebelum tahun 1970-an, alat musik ini di beri nama "Aixitar". Nama yang ditransliterasikan dari bahasa Persia itu berarti "delapan utas tali", namun alat musik ini sudah lama punah.
Pada tahun 1950-an, Aixitar telah ditemukan oleh Tursunjan, seorang musisi etnis Uigur yang sangat tersohor di China, pada lukisan dinding agama Buddha di Gua Seribu Buddha Kizil di Xinjiang. Tidak lama setelah itu, ia melihat lagi gambar-gambar alat musik yang mirip itu di museum Xinjiang. Pada saat itu, cita-cita untuk meniru dan memajukan alat musik ini pun kembali dihidupkan dalam hatinya. Setelah itu, melalui usahanya selama hampir 20 tahun, akhirnya beliau berhasil memproduksi replika Aixitar yang pertama pada tahun 1975. Alat musik yang baru ini memiliki 11 utas tali, dan pada ujung pegangan diukir bentuk burung lark. Namanya diubah menjadi Huxitar. Dalam bahasa Uygur, "Huxi" berarti "sangat merdu didengar", sedangkan "Tar" berarti "tali". Gabungan kedua kata ini membawa arti "tali yang dapat menghasilkan suara yang merdu".
Alat musik Huxitar ini panjangnya sekitar 80 sentimeter. Bentuknya mirip alat musik dari Barat, Mandolin. Kotak resonansnya terbuat dari kayu murbei atau kayu pohon aprikot. Nada tinggi yang dihasilkannya lantang dan terang, nada sederhana yang dihasilkannya sangat mantap, sementara, nada rendah yang dikeluarkannya pula agak kompak dan bertenaga. Ini lebih cocok untuk dimainkan dalam pertunjukan musik klasik yang penuh perasaan sedih dan pilu.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.