Tuesday, November 29, 2016

Sejarah Hutong di kota Beijing


Istilah "hutong", sebelumnya berarti "sumur air", pertama kali muncul ketika zaman Dinasti Yuan, dan terpercaya sebagai satu istilah dari bahasa Mongolia.

Sewaktu zaman Dinasti Ming (awal abad ke-15) pusat hutong adalah di Kota Terlarang, dan mengelilingi lingkaran Kota Dalam dan Kota Luar. Golongan yang berkedudukan tinggi diizinkan tinggal dekat dengan pusat lingkaran. Bangsawan pula tinggal di timur dan barat istana Kaisar. Siheyuan untuk para pejabat tinggi dan saudagar kaya memiliki ukiran yang cantik dan arsitektur atap dan tiang yang halus. Hutong-hutong dibentuk secara teratur dan diapit oleh rumah-rumah yang luas dan taman-taman yang berdinding. Hutong yang terletak lebih jauh dari istana adalah lebih kecil dan sempit dan lebih pendek pada desain dan hiasannya.

Hampir semua siheyuan memiliki bangunan dan pintu utama yang menghadap selatan untuk memperoleh cahaya matahari yang lebih baik. Jadi, kebanyakan hutong dibangun dari arah timur menuju ke barat. Di antara hutong-hutong utama, ada banyak lorong kecil dari utara dan selatan untuk memudahkan sandi.

Menurut sejarah, hutong kelas terendah dalam pembagian administratif sebuah kota ketika zaman China kuno berdasarkan sistem paifang (牌坊). Pembagian administratif terbesar sebuah kota di China pada zaman dahulu adalah fang (坊), yang sama dengan polisi pada saat sekarang. Setiap fang (坊) dipagari oleh dinding atau pagar, dan pintu di daerah fang akan ditutup setiap malam, mirip seperti pagar rumah masyarakat modern hari ini. Setiap fang (坊) telah dibagi menjadi beberapa bagian atau pai (牌), yang sama dengan masyarakat sekarang (atau lingkungan). Setiap pai (牌), berisi sebuah area termasuk beberapa hutong dan selama Dinasti Ming, Beijing telah dibagi menjadi 36 fang (坊).

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.