Friday, March 18, 2016

Etnis tajik yang bermukim di kaki pegunungan Pamir





Penduduk etnis Tajik secara berkelompok bermukim di bagian barat daya Daerah Otonom Uigur Xinjiang China, yaitu bagian timur dataran tinggi Pamir. Pemukiman etnis Tajik dekat puncak gunung kedua tertinggi di dunia, yaitu Godwin Austen, puncak gunungnya tertutup salju, di kaki gunung itu adalah padang rumput dan ladang. Penduduk etnis Tajik tinggal di kawasan itu sejak turun temurun.

Penduduk etnis Tajik menetap di Dataran Tinggi Pamir sejak zaman sebelum Masehi, jalur sutra yang dibuka pada abad ke-2 sebelum Masehi melalui daerah itu, pada beberapa ribu tahun terakhir, penduduk etnis Tajik rentan dengan peradaban timur dan barat, membentuk peradaban sendiri yang sangat makmur.

Penduduk etnis Tajik memiliki bahasa sendiri dan menggunakan tulisan Uigur, mereka beragama Islam dan bekerja di bidang pertanian dan peternakan.

Penduduk etnis Tajik sangat berani dan murah hati. Dalam legenda etnis Tajik, elang melambangkan pahlawan. Penggembala etnis Tajik suka bermain flut yang terbuat dari tulang elang, tarian yang paling populer di kalangan etnis itu juga menggambarkan kelincahan elang. Etnis Tajik juga pandai menunggang kuda, beriadah menunggang kuda sangat populer di kalangan penduduk etnis itu.

Kampung halaman etnis Tajik di Dataran Tinggi Pamir, pemandangan alam di sana seperti lukisan dan sangat indah, penduduk etnis Tajik di kawasan itu dikenal sebagai orang yang tinggal di atas awan.

Pria etnis Tajik biasanya memakai kemeja warna putih dan jubah warna biru, membawa pisau yang diikat di sebelah kanan pinggang, memakai sepatu dan topi kulit kambing, menunggang kuda berkeliling di daerah yang pemandangan alamnya sangat indah, orang itu terlihat sangat tampan.

Perempuan etnis Tajik suka memakai baju yang berwarna-warni, sepatunya warna merah, topi mereka dihiasi banyak hiasan, saat berjalan-jalan, mereka suka memakai tudung besar berwarna merah, kuning atau putih. Mereka terlihat seperti dewi yang turun dari kayangan.

Etnis Tajik beragama Islam, dan merayakan banyak pesta. Misalnya, pada hari pertama dan hari kedua setiap bulan Agustus tahun Hijrah, semua keluarga etnis Tajik akan menyalakan lilin, pesta itu juga dikenal sebagai pesta cahaya. Saat merayakan pesta itu, semua anggota keluarga duduk bersama-sama, anggota keluarga akan menyalakan lilin yang dipegang di depan mereka dan menyebut nama anggota keluarga yang dihormati dalam keluarga itu. Ketika semua lilin telah dinyalakan, mereka bersama-sama berdoa memohon kesejahteraan dan keamanan. Selanjutnya lilin yang sudah dinyalakan akan ditaruh di atas atap rumah mereka. Pada waktu itu, penduduk etnis Tajik akan menyalakan api di depan rumah masing-masing, pemuda akan menyanyi dan menari di depan perapian itu sepanjang malam.

Penduduk etnis Tajik sangat ramah melayani tamu. Bila ada tamu menziarahi atau mengingap di rumah mereka, tuan rumah akan melayani tamu dengan ramah tanpa menghiraukan mereka kenal atau tidak. Mereka biasanya akan menyembelih seekor kambing untuk menjamu tamu. Sebelum tamu memakan daging kambing, tuan rumah akan menyajikan semangkok sup daging kambing kepada tamu. Kalau tamu mengiris daging kambing dan memberikannya kepada ibu rumah tangga yang sedang sibuk bekerja, tuan rumah akan sangat senang. Selanjutnya tuan rumah akan menyajikan kepala kambing kepada tamu, berikutnya ia menyajikan ekor kambing dan hati kambing kepada tamu lain.

Suasana di kampung halaman etnis Tajik sangat tenteram, pada waktu malam mereka tidak perlu mengunci pintu rumah karena tidak ada pencuri di daerah itu, semua orang hidup harmonis bersama-sama.

Dimulai pada tahun 1950-an, daerah perkampungan etnis Tajik mulai dikunjungi warga asing. Setelah pemerintah menerapkan kebijakan memakmurkan kembali jalur sutra, sebuah jalan raya yang menghubungi kampung halaman etnis Tajik dengan Pakistan telah dibangun, banyak wisatawan dan banyak barang dikirim melalui jalan itu setiap hari.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.