Monday, March 30, 2015

Jangan terlalu mudah percaya kepada kata-kata yang tidak benar.

Pada zaman Negeri-Negeri Berperang, iaitu abad ke-5 sebelum Masehi, negeri Wei dan negeri Zhao merancang untuk menjalinkan hubungan sekutu, dengan syarat saling menghantar puteri sebagai jaminan. Oleh karena itu, raja negeri Wei memutuskan untuk menghantar anak bungsunya, dengan ditemani oleh menteri kanan, Pang Cong, ke negeri Zhao.

Pang Cong ialah menteri yang paling terkemuka di negeri Wei. Dia bimbang ada orang yang iri hati dengannya, akan memfitnahnya di depan raja setelah dia meninggalkan negeri Wei. Oleh sebab itu, dia coba memikirkan satu cara yang bijak untuk menasihati raja supaya tidak mudah percaya kepada fitnah. Maka, sebelum berangkat, dia bertanya kepada Raja Wei,

"Kalau ada orang memberitahu tuanku ada seekor harimau di tengah jalan, tuanku percayakah kepada kata-kata orang itu?"

Raja terus menjawab tanpa berfikir, "Pastilah beta tak percaya. Mana boleh harimau berlari ke tengah jalan besar?"

Pang Chong terus bertanya lagi, "Kalau ada dua orang yang mengatakan begitu, tuanku percayakah?"

Raja Wei menjawab, "Kalau ada dua orang yang mengatakan begitu, mungkin beta akan percaya kepada hal itu."

Pang Cong bertanya lagi, "Kalau ada tiga orang yang mengatakan begitu, percayakah tuanku?"

Setelah berfikir beberapa lama, Raja Wei menjawab, "Kalau begitu, beta terpaksa percaya kepada kata-kata mereka."

Mendengar jawapan Raja Wei, Pang Cong menjadi semakin bimbang. Dia mengeluh, sambil berkata, "Coba tuanku fikir, bagaimana harimau akan berlari ke tengah jalan besar. Semua orang tahu hal itu. Bagaimanapun, kerana ada tiga orang yang mengatakan begitu, tuanku pun percaya kepada mereka. Negeri Zhao begitu jauh dari negeri kita. Maka, orang yang memfitnah hamba pada tuanku lebih daripada tiga orang. Lama-kelamaan, mungkin tuanku juga percaya kepada fitnah mereka."

Raja Wei yang sudah memahami makna yang tersirat di sebalik kata-kata Pang Cong itu, bertitah, "Beta faham apa yang kamu fikirkan. Pergilah ke negeri Zhao dulu. Jangan bimbang."

Tidak lama selepas Pang Cong meninggalkan negeri Wei, benarlah ramai orang yang menuduhnya dengan berbagai fitnah pada Raja Wei. Anehnya, raja itu benar-benar percaya kepada tuduhan mereka, justeru seperti baginda percaya kepada khabar angin adanya seekor harimau di tengah jalan besar kerana tiga orang sepakat dalam hal itu.

Setelah Pang Cong pulang dari negeri Zhao, Raja Wei tidak lagi memanggilnya mengadap ke istana.

Catatan Keterangan:

Peribahasa "San Ren Cheng Hu" ini membawa pengertian fitnah dan khabar angin, jika disebarkan oleh terlalu banyakorang, akhirnya ia dianggap benar-benar terjadi. Peribahasa ini menasihati kita supaya jangan terlalu mudah percaya kepada kata-kata yang tidak benar.

Related Posts:

  • Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam - Zhi Lu Wei Ma Pada zaman pemerintahan Kaisar Qin'ershi, yaitu kaisar kedua dan juga yang terakhir bagi Dinasti Qin, seorang pejabat bernama Zhao Gao yang pernah membantu Kaisar tersebut naik takhta, mulai menunjukkan keinginan untuk mere… Read More
  • Terpaksa ke Gunung Liangshan Lin Chong yang hidup pada zaman Dinasti Song Utara (tahun 960-tahun 1127) adalah Ketua Pelatih Tim Pembela kerajaan. Dia seorang yang sangat jujur ​​dan suka berterus terang.. Pada suatu hari, Lin Chong membawa istrinya ke … Read More
  • Fu Jing Qing Zui Pada zaman Negara-Negara Berperang, yaitu antara tahun 475 sampai tahun 221 Sebelum Masehi, ada dua orang pejabat senior yang sangat terkenal di negeri Zhao. Nama mereka adalah Lian Po dan Lin Xiangru. Lian Po, seorang hulu… Read More
  • Kemimpinan menjadi teladan "Shang Xing Xia Xiao" Pada zaman Chunqiu, yaitu antara tahun 770 sampai tahun 476 Sebelum Masehi, ada seorang raja di negeri Qi yang bernama Qijinggong. Beliau selalu berdukacita, karena setelah Perdana Menterinya, Yan Ying meninggal dunia, tida… Read More
  • Wei Ru Lei Luan - Cemas dan Berbahaya Seperti Tumpukan Telur Pada zaman Chunqiu, yaitu antara tahun 770 sampai tahun 476 Sebelum Masehi, ada seorang raja di negeri Jin yang bernama Jinlinggong. Beliau tidak hanya selalu bersikap acuh tak acuh terhadap urusan negara, bahkan menggunaka… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.