Tuesday, April 1, 2014

Nilai perdagangan RI-RRC bisa tembus USD 80M tahun 2015

Dalam kunjungan Presiden China, Xi Jinping ke Indonesia pada Oktober 2013, China dan Indonesia telah sepakat untuk meningkatkan hubungan kemitraan strategis kedua negara menjadi kemitraan strategis komprehensif. Dalam wawancara dengan CRI, Duta Besar RI untuk RRC merangkap Mongolia, Sugeng Raharjo memaparkan beberapa langkah yang akan diambilnya untuk memperpadat isi hubungan tersebut, yakni memperkokoh mekanisme bilateral dengan melanjutkan dan merealisasikan kerjasama yang dicakup dalam kemitraan strategis komprehensif Indonesia-China, memperluas dan menyeimbangkan kemitraan ekonomi khususnya di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata, mempromosikan budaya dan seni tradisional Indonesia, meningkatkan kerjasama di bidang sosial budaya, meningkatkan kwalitas pelayanan dan perlindungan WNI di China, dan meningkatkan peranan Indonesia dalam rangka ikut serta dalam menjaga ketertiban dunia demi terciptanya kawasan yang stabil.

Sebagai negara besar di kawasan masing-masing, sekaligus juga negara anggota G20, Sugeng menunjukkan eratnya koordinasi dan kerjasama Indonesia-China dalam urusan internasional maupun regional. Salah satunya, pembentukan dan peningkatan sikap saling percaya (confidence building measures) oleh Indonesia dan China dalam rangka menciptakan kawasan yang stabil di Laut China Selatan.

"Indonesia dan Chinaberperan dalam penciptaan kawasan yang stabil dengan membentuk satu wadah yang namanya 1,5 approach, dimana pemerintah dan think-tank think-tank duduk bersama untuk membahas berbagai permasalahan dan kerja sama yang bisa dikembangkan di Laut China Selatan. Indonesia dan China sama-sama menggunakan pendekatan yang cinta perdamaian, dan dengan adanya stabilitas di kawasan, maka negara-negara yang ada di kawasan kita bisa berkonsentrasi dalam pembangunan yang akhirnya dapat menyejahterahkan rakyat masing-masing"

Saat disinggung mengenai hubungan tingkat tinggi dan juga hubungan antar pengusaha Indonesia-China, Sugeng sedikitpun tidak meragukan pesatnya perkembangan hubungan kedua negara beberapa tahun ini dalam lingkup bilateral, multilateral maupun regional. Namun, sayangnya perkembangan hubungan antar-rakyat dinilainya masih kurang.

"Saya ingin yang menjadi landasan hubungan kedua negara di masa depan adalah generasi muda kedua negara yang harus saling mengenal satu dengan lain. Kita akan coba melakukan 'Indonesian Update'di berbagai pusat studi Indonesia di berbagai universitas terkenal China mulai tahun depan, agar generasi muda China lebih mengenal Indonesia. Kemudian, mengintensifkan pertukaran pelajar Indonesia-China dan sebaliknya, sebab merekalah nantinya yang akan menjadi pimpinan di negara masing-masing."

Terkait target perdagangan sebesar US$ 80 miliar pada tahun 2015 yang disepakati Presiden Xi Jinping dan Presiden SBY tahun lalu, Sugeng menyatakan bahkan pada tahun 2013 saja, angka perdagangan Indonesia-China telah mencapai sebesar US$ 70 miliar, dimana berarti terdapat interaksi perdagangan yang intens antara kedua negara, sehingga dirinya sangat optimis akan dapat melampaui target yang ditentukan.

Menurutnya, para pengusaha Indonesia maupun China perlu mengetahui potensi dan kekuatan masing-masing untuk bisa saling melengkapi dan bekerja sama, sebab masih banyak sekali bidang-bidang yang belum tergali dan memerlukan kerja sama pengusaha kedua belah pihak.

"Strateginya, bagaimana kita mencari produk yang dapat dipertukarkan antara kedua negara. Kita coba untuk bawa pengusaha Indonesia ke China dan pengusaha China ke Indonesia, untuk betul-betul memanfaatkan peluang yang ada. Jadi saya rasa, target US$ 80 miliar pada tahun 2015 dapat kita lampaui

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.