Saturday, April 26, 2014

China ajak masyarakat gemar membaca buku

China memperingati World Reading Day atau Hari Membaca Buku Sedunia pada 23 April yang ditetapkan UNESCO. Tanggal 23 April juga merupakan peringatan 450 tahun kelahiran William Shakespeare, pujangga asal Inggris.

Dewasa ini pembaruan teknologi telah sangat mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat China. Tidak sedikit warga malas membaca buku dengan alasan tidak punya waktu atau sibuk bekerja. Membaca buku dengan hati tenang tampaknya semakin menjadi kebiasaan yang "mewah". Tahun lalu sebuah pustaka melancarkan survei online tentang kebiasaan membaca buku. Hasilnya cukup mengejutkan. Untuk pilihan buku yang sama sekali tidak bisa dibaca walaupun ingin membacanya, banyak responden yang memilih empat novel klasik yang paling terkenal, termasuk Sam Kok dan Wisma Impian Merah.

Walaupun hasil survei itu masih kurang untuk menarik kesimpulan yang definitif, namun tetap menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Wang Meng, pengarang terkenal China mengatakan bahwa hasil survei tersebut mencerminkan dampak negatif di bidang kebudayaan akibat semakin populernya gejala seperti masyarakat cenderung menelusuri internet daripada membaca buku.

Balai Riset Penerbitan Pers China belum lama berselang mempublikasikan hasil survei tentang kebiasaan membaca buku masyarakat China. Hasil survei menunjukkan, warga China rata-rata membaca 4,7 jilid buku setiap tahun. Angka tersebut naik 0,38 jilid dibanding tahun sebelumnya. 50% masyarakat pernah membaca buku melalui fasilitas digital, dan rata-rata setiap warga dewasa membaca 2,48 jilid buku digital, atau meningkat 0,13 dibanding pada tahun 2012. Lebih dari 50 persen warga mengaku termasuk dalam kelompok yang membaca buku dalam jumlah sedikit.

Menurut Kepala Balai Riset Penerbitan China Xu Guosheng, walaupun jumlah buku yang dibaca warga menurun dalam beberapa waktu lalu, namun kecenderungan itu telah berakhir. Hal ini terjadi karena perkembangan sosial. Warga semakin menyadari bahwa membaca buku sangat penting untuk meningkatkan mutu individu, dan kedua karena kebutuhan warga akan kebudayaan semakin meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi dan sosial.

Perdana Menteri China Li Keqiang dalam Laporan Pekerjaan Pemerintah pada Maret lalu mengatakan perlunya menganjurkan seluruh masyarakat untuk membaca buku. Saat ini semakin banyak warga, khususnya mereka yang mempunyai anak telah menyadari pentingnya mendorong anak untuk membaca buku.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.