Thursday, February 2, 2017

Presiden Filipina larang Amerika mendirikan pangkalan militer di tanah Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menuduh Amerika Serikat sedang membangun "depot" di Filipina untuk menyimpan amunisi, dan beliau memperingatkan bahwa ia akan membatalkan perjanjian bilateral jika Washington memang membangun struktur permanen di tanah Filipina.

"Mereka (orang Amerika) membuat depot, mereka bongkar senjata di Filipina sekarang, di Palawan, Cagayan de Oro dan Pampanga," katanya dalam konferensi pers di istana presiden.

"Saya memberikan pemberitahuan kepada Angkatan Bersenjata AS. Jangan lakukan itu aku tidak akan mengizinkannya," kata Duterte, mengutip ketentuan dalam Perjanjian Visiting Forces ditandatangani oleh kedua negara bahwa tidak ada fasilitas permanen harus dibangun di wilayah Filipina.

Dia mengatakan "depot dengan nama lain adalah depot ... Hal ini dilarang di bawah hukum. Ini tidak diizinkan oleh perjanjian," katanya.

Duterte mengatakan membangun depot dan memicu mereka dengan peluru tajam berbahaya ke Filipina dan orang-orangnya, dan menggambarkannya sebagai magnet bagi serangan.

"Aku tidak akan membiarkan itu. Anda menempatkan kita semua dalam bahaya," katanya, bersumpah untuk menghentikan pembangunan.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan pekan lalu bahwa militer AS akan mulai membangun fasilitas di kamp-kamp militer Filipina tahun ini.

Lorenzana mengatakan kepada wartawan bahwa rencana tersebut merupakan bagian dari Perjanjian Kerjasama Pertahanan (EDCA) bahwa Washington dan Manila ditandatangani pada tahun 2014.

Selain dari Basa Air Base di provinsi Pampanga dekat Subic dan Clark, mantan pangkalan militer AS yang diubah menjadi zona ekonomi, angkatan bersenjata AS juga berencana untuk membangun fasilitas di Antonio Bautista Pangkalan Udara terletak di Palawan, Fort Magsaysay di Nueva Ecija di pulau Luzon, Lumbia Air Base di provinsi Cagayan de Oro di Filipina selatan, dan Mactan-Benito Ebuen Air Base di Cebu di Filipina tengah.

Konstitusi Filipina melarang kehadiran militer asing, pasukan, atau memfasilitasi di tanah Filipina.

Namun, Duterte mengatakan pasukan AS masih bisa melakukan latihan militer bersama dengan pasukan Filipina.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.