Menurut China News Service, Forum untuk Memperingati Agresi Jepang di Asia Tenggara pada Perang Dunia II kemarin diadakan di Jakarta. Para pakar perantau Tionghoa dari Indonesia, Singapura dan Malaysia berturut-turut menyampaikan pidato dan kilas balik sejarah tragis Perang Dunia II. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak melupakan sejarah, mengenang para pahlawan dan menghargai perdamaian.
Yang Jinfeng, perantau Tionghoa yang telah berusia lebih dari 90 tahun saat menyampaikan pidato mengatakan bahwa mengingat sejarah bukan dimaksudkan untuk membalas dendam, melainkan untuk mendidik generasi baru akan kejamnya perang agar tragedi yang sama jangan sampai terulang.
Ketua Asosiasi Studi Perang Dunia II Singapura Guo Wenlong mengatakan bahwa meski Perang Dunia II sudah terakhir, dunia dewasa ini belum aman sepenuhnya. Jepang dan Filipina belum lama ini mengadakan latihan militer di Laut China Selatan, yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan.
Chief Editor Harian In Hua Indonesia Bambang Suryono menyatakan bahwa ketika Jepang menduduki Asia Tenggara, Indonesia, Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya mendapat perlakuan kejam tentara Jepang. Sejarah ini perlu terus diingat oleh rakyat Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.