Monday, December 15, 2014

Kemimpinan menjadi teladan "Shang Xing Xia Xiao"

Pada zaman Chunqiu, yaitu antara tahun 770 sampai tahun 476 Sebelum Masehi, ada seorang raja di negeri Qi yang bernama Qijinggong. Beliau selalu berdukacita, karena setelah Perdana Menterinya, Yan Ying meninggal dunia, tidak ada seorang pun yang berani menunjukkan kesalahan apa yang dilakukan oleh beliau. Pada suatu hari, raja Qijinggong telah mengadakan jamuan besar di istana untuk merayakan petugas. Setelah jamuan itu, pejabat tersebut pun menemani beliau ke lapangan untuk memanah. Setiap kali beliau memanah, para pegawainya akan memberikan pujian, tidak peduli panahan beliau kena pada sasarannya atau tidak. Mreka mengatakan:

"Keterampilan memanah tuanku hebat sekali. Memanglah tak tertandingi."

Raja Qijinggong merasa sangat benci dengan pujian yang penuh dengan kemunafikan itu. Suatu hari kemudian, beliau memberitahukan perasaannya itu kepada Xuan Zhang, seorang pejabat senior yang sangat dihormati oleh beliau. Xuan Zhang mengatakan:

"Ini bukanlah kesalahan pejabat itu semata-mata, tuanku. Hamba pernah mendengar orang dahulu mengatakan, perbuatan yang dilakukan oleh golongan atas akan dicontoh oleh kelas bawah. Maka, apa makanan yang disukai raja, makanan itu akan disukai oleh rakyatnya. Apa jua pakaian yang disukai raja, pakaian yang serupa juga akan disukai oleh rakyatnya. Demikianlah juga, jika raja itu gemar dipuji, pastilah rakyatnya akan selalu mengeluarkan kata-kata manis untuk menyukakan hatinya. "

Raja Qijinggong merasa bahwa kata-kata Xuan Zhang itu sangat masuk akal. Maka, beliau ingin memberikan karunia yang besar kepada Xuan Zhang. Namun, Xuan Zhang menolak karunia dari raja itu, sambil berkata dengan serius:

"Sebenarnya, pejabat yang suka menyanjung tuanku itu, hanyalah untuk karunia dari tuanku. Jika hamba menerima karunia ini, bukankah hamba juga menjadi orang yang bersifat keji dan mencari muka dengan mereka itu?"

Keterangan:

Peribahasa "Shang Xing Xia Xiao" ini membawa arti, perbuatan (biasanya yang buruk) yang dilakukan oleh golongan atas atau generasi terdahulu akan dicontoh oleh kelas bawah atau generasi kemudian. Peribahasa ini ada sedikit persamaan maknanya dengan peribahasa "Guru kecing berdiri murid kencing berlari" atau dengan ungkapan umum "Pada zaman Chunqiu, yaitu antara tahun 770 sampai tahun 476 Sebelum Masehi, ada seorang raja di negeri Qi yang bernama Qijinggong. Beliau selalu dukacita, karena setelah Perdana Menterinya, Yan Ying meninggal dunia, tidak ada seorang pun yang berani menunjukkan kesalahan atau kesalahan yang dilakukan oleh beliau. Pada suatu hari, raja Qijinggong telah mengadakan jamuan besar di istana untuk merayakan petugas. Setelah jamuan itu, pejabat tersebut pun menemani beliau ke lapangan untuk memanah. Setiap kali beliau memanah, para pegawainya akan memberikan pujian, tidak peduli panahan beliau kena pada sasarannya atau tidak. Mreka mengatakan:

"Keterampilan memanah tuanku hebat sekali. Memanglah tak tertandingi."

Raja Qijinggong merasa sangat benci dengan pujian yang penuh dengan kemunafikan itu. Suatu hari kemudian, beliau memberitahukan perasaannya itu kepada Xuan Zhang, seorang pejabat senior yang sangat dihormati oleh beliau. Xuan Zhang mengatakan:

"Ini bukanlah kesalahan pejabat itu semata-mata, tuanku. Hamba pernah mendengar orang dahulu mengatakan, perbuatan yang dilakukan oleh golongan atas akan dicontoh oleh kelas bawah. Maka, apa makanan yang disukai raja, makanan itu akan disukai oleh rakyatnya. Apa jua pakaian yang disukai raja, pakaian yang serupa juga akan disukai oleh rakyatnya. Demikianlah juga, jika raja itu gemar dipuji, pastilah rakyatnya akan selalu mengeluarkan kata-kata manis untuk menyukakan hatinya. "

Raja Qijinggong merasa bahwa kata-kata Xuan Zhang itu sangat masuk akal. Maka, beliau ingin memberikan karunia yang besar kepada Xuan Zhang. Namun, Xuan Zhang menolak karunia dari raja itu, sambil berkata dengan serius:

"Sebenarnya, pejabat yang suka menyanjung tuanku itu, hanyalah untuk karunia dari tuanku. Jika hamba menerima karunia ini, bukankah hamba juga menjadi orang yang bersifat keji dan bermuka-muka dengan mereka itu?"

Catatan Keterangan:

Peribahasa "Shang Xing Xia Xiao" ini membawa arti, perbuatan (biasanya yang buruk) yang dilakukan oleh golongan atas atau generasi terdahulu akan dicontoh oleh kelas bawah atau generasi kemudian. Peribahasa ini ada sedikit persamaan maknanya dengan peribahasa "Bapa burik anak rintik" atau dengan ungkapan umum "kemimpinan melalui teladan".

Related Posts:

  • Mengambil Anak Panah dengan Perahu Berjerami Menurut ceritanya, pada abad ketiga Masehi, negeri Wei, negara Shu dan negeri Wu merupakan tiga kekuatan yang terbesar di China. Ketiga negara tersebut saling bersaing untuk mengalahkan satu sama lain. Pada suatu ketika, ne… Read More
  • Sun Bing dan Lomba pacuan kuda Pada zaman Negara-Negara Berperang, yaitu abad ke-4 sebelum Masehi, di negeri Wei, ada seorang pemimpin kerajaan bernama Sun Bing. Sun Bing dipenjarakan begitu lama atas fitnah yang sengaja dibuat oleh rekan sejawatnya, Pan… Read More
  • Bunuh Tiga Ksateria dengan Dua Biji buah persik Konon, pada abad ke-7 sebelum Masehi, ada tiga orang kesateria di negara Qi, Mereka adalah Tian Kaiqiang, Gu Yezi dan Gongsun Jie. Ketiga orang kesateria yang gagah berani itu sangat disukai oleh raja negeri Qi. Karena terl… Read More
  • Chu Long membujuk Ibu Suri Zhao Pada zaman Negara-Negara Berperang, yaitu abad ke-5 sebelum Masehi, negeri Zhao diperintah oleh Ibu Suri Zhao. Ketika itu, negeri Qin ingin menyerang negara Zhao. Jadi, negeri Zhao terus meminta bantuandari negara Qi yang m… Read More
  • Legenda pernikahan gadis cantik dengan dewa sungai kuning Ximen Bao hidup di zaman Dinasti Wei, yaitu pada abad ke-5 sebelum Masehi. Dengan bakatnya yang serba bisa, dia dikirim ke Kabupaten Ye untuk menjadi kepala kabupaten itu. Setelah menjabat, dia pun memanggil beberapa orang … Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.