Friday, December 19, 2014

China membutuhkan strategi yang jelas untuk membantu Rusia

Vladimir Putin Presiden Rusia
Dengan harga minyak yang jatuh dan nilai rubel yang jatuh, Rusia mengalami krisis ekonomi paling parah sejak pergantian abad. rubel telah jatuh lebih dari 50 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini menjadi mata uang global terburuk,. Saat ini, ada tampaknya tidak ada cara untuk menyelamatkan itu, dan apa yang akan terjadi pada perekonomian Rusia sulit untuk memprediksi.

Beberapa analis membandingkan situasi saat ini dengan Rusia menjelang pembubaran Uni Soviet, ketika harga minyak juga rendah. Beberapa berspekulasi bahwa krisis ekonomi yang parah akan memberlakukan tantangan baru untuk masa jabatan Presiden Rusia Vladimir Putin, memaksa dia untuk menerapkan strategi defensif. Tapi ada juga beberapa kekhawatiran tentang dia menjadi lebih agresif.

Spekulasi ini menimbulkan pertanyaan: Apakah ekonomi Rusia lebih buruk sekarang daripada saat Uni Soviet runtuh?

Dibandingkan dengan 23 tahun yang lalu, kapasitas produksi Rusia dan produksi pertanian sangat meningkat, walau Moskow kini menghadapi sanksi Barat dan ada antagonisme mendalam antara Moskow dan Washington.

Tapi masyarakat Rusia jauh lebih bersatu dari sebelumnya. Putin mempertahankan peringkat persetujuan yang tinggi di kalangan masyarakat Rusia, yang belajar dari pelajaran berat setelah keruntuhan Uni Soviet.
Cadangan devisa Rusia masih membanggakan sekitar $ 400 miliar yang berarti, tidak seperti segera setelah pembubaran Uni Soviet, kesejahteraan rakyat Rusia tidak akan terkena dampak dalam jangka pendek. Meskipun ancaman runtuhnya masih jauh, Rusia akan melalui musim dingin yang panjang berjalan bukan badai sementara.

China telah menjadi faktor penting yang menentukan lingkungan strategis Rusia. Mencari dukungan China adalah salah satu pilihan yang paling realistis Rusia.

Sementara itu mungkin memainkan peran kunci, China harus menjaga pikiran yang jernih ketika memberikan uluran tangan ke Rusia. Kerjasama China-Rusia tidak lagi didorong oleh kepentingan bersama berbasis ideologi. Meskipun memiliki kemampuan untuk menawarkan bantuan ke Rusia pada saat-saat kritis, China tidak harus bertindak secara proaktif.

Setiap fasilitasi dan bantuan harus diberikan dengan permintaan Moskow melalui jalur normal pertukaran negara-ke-negara. Hal ini akan mengurangi kesalahpahaman Moskow..

Krisis ini mungkin akan mendesak Rusia untuk mengkalibrasi ulang beberapa strategi nasional. Tapi itu tidak berarti fakta bahwa Rusia akan mendekat ke China karena ini. Dengan banyak ketidakpastian, China juga menghadapi tantangan tentang bagaimana memimpin hubungannya dengan Rusia untuk akhir timbal balik.

Rusia berada di persimpangan jalan, dan arah yang dipilihnya akan berdampak bagi politik dunia. Sikap China jelas, dan tidak ingin Rusia runtuh.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.