Friday, October 31, 2014

Etnis Uzbek di China

Etnis Uzbek di China tinggal secara berkelompok di bagian selatan dan utara Daerah Otonom Etnis Uigur Xinjiang, mereka tinggal dengan aman bersama etnis lain seperti etnis Uygur dan Kazak di daerah itu.
Sejarah Etnis Uzbek dimulai pada abad ke-14. pada abad ke-15, banyak saudagar dari Uzbekistan berdagang ke China Daratan melalui Jalur Sutra, sebagian pedagang tersebut menetap di daerah Xinjiang, lama-kelamaan, etnis Uzbek telah membuka pemukiman di daerah tersebut.

Kebanyakan penduduk Etnis Uzbek tinggal di kota dan desa, mereka kebanyakan bekerja dalam bidang bisnis, pendidikan, sains dan teknologi dan industri kerajinan tangan, sebagian kecil penduduk etnis itu bekerja sebagai penggembala di bagian utara Xinjiang atau bekerja sebagai petani di bagian selatan daerah itu. Etnis Uzbek sudah lama tinggal bersama-sama dengan penduduk etnis Uigur, kedua etnis itu hidup bersama dengan damai dan memiliki banyak fitur yang sama dalam kebiasaan masing-masing.

Etnis Uzbek memiliki bahasa sendiri, tulisan bahasa Uzbek berasal dari tulisan bahasa Arab. Banyak warga Uzbek dapat berbicara bahasa Uigur atau bahasa Kazak.

Etnis Uzbek beragama Islam. Tarian dan musik etnis itu sangat menarik. Kaum wanita etnis itu pandai menyulam, gambar sulaman pada taplak meja, selimut dan bantal yang diproduksi oleh mereka sangat halus dan cantik.

Kaum wanita Etnis Uzbek sangat pandai menghias diri, mereka suka memakai semacam topi berwarna-warni yang dikenal sebagai "Duopi", para gadis suka memakai tudung warna terang di bawah Duopi, wanita berumur lebih suka memakai Duopi yang berwarna gelap.

Pada musim panas, gadis etnis Uzbek suka memakai rok panjang yang berwarna terang, rok itu dihiasi banyak hiasan yang cantik. Wanita yang berusia lebih tua suka memakai rok terbuat dari kain sutra. Pada musim dingin, kaum wanita etnis Uzbek suka memakai baju yang terbuat dari kulit kambing atau musang agar tahan dingin. Hiasan rambut wanita etnis Uzbek sangat halus dan jenisnya sangat banyak, sebagian besar terbuat dari emas, perak, mutiara, giok atau kain sutra, mereka juga sangat suka memakai rantai dan cincin emas.

Etnis Uzbek juga memiliki adat pernikahan yang istimewa. Misalnya, anak mereka yang ingin menikah harus mulai dari yang sulung kemudian diikuti anak kedua atau anak bungsu. Kalau abang atau kakaknya belum menikah, adiknya tidak bisa menikah dahulu.

Upacara pernikahan Etnis Uzbek biasanya diadakan di rumah pengantin perempuan pada waktu malam. Orangtua pengantin perempuan menyalakan semua lampu dan menyediakan jamuan untuk merayakan para tamu. Sebelum upacara pernikahan dimulai, orang tua kedua pihak bakal jadi raja sehari akan membahas uang ganti rugi bercerai. Kalau suami meminta cerai pada suatu hari nanti, uang itu akan diberikan kepada istrinya sebagai uang ganti rugi. Bercerai adalah hal yang memalukan bagi etnis Uzbek. Suami istri etnis Uzbek jarang bercerai, mereka hidup damai dan bahagia samapi ajal menjemput.

Selanjutnya, upacara pernikahan akan dimulai. Setelah membaca kitab suci Al-Quran, imam akan bertanya pengantin baru itu apakah mereka setuju menikah, setelah mendapat jawaban, imam akan menyerahkan dua lembar roti Nan yang direndam dalam air garam. Ini karena penduduk Etnis Uzbek sangat menghargai garam dan berpendapat, garam dapat membuat suami istri saling mencintai, dan roti Nan menjadi makanan utama yang populer di kalangan etnis itu. Roti Nan dan garam melambangkan suami isteri sehidup semati.

Setelah upacara perkawinan selesai, anggota keluarga pengantin perempuan akan bertandang ke rumah pengantin pria dan membawa pulang pengantin ke rumah mereka kembali. Pengantin pria akan membawa hadiah ke rumah pengantin perempuan untuk menjemput istrinya. Pada waktu itu, pengantin perempuan akan menangis dan mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal kepada orangtuanya. Setelah ayah pengantin perempuan berdoa, pengantin baru senang mengikuti suaminya pulang ke rumah baru.

Saat tiba di rumah pengantin pria, keluarga pengantin pria telah menyalakan api unggun di halaman rumah, pengantin perempuan mengeliling api unggun itu untuk melambangkan dia setia sepanjang usia kepada suaminya. Tuan rumah menyerahkan gula dan buah-buahan kepada para tamu.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.