Wednesday, August 17, 2016

Pewaris dan ahli alat musik tradisional Uygur


Rouzi Bawudong sering bermain Duttar, alat musik tradisional Uygur sambil menyanyikan lagu di Kampung Jiayi daerah Aksu, Daerah Otonom Uigur Xinjiang, China.

Dia menjadi pewaris budaya bukan benda tingkat provinsi untuk alat musik ini. Kampung Jiayi merupakan pusat pembuatan alat musik Uygur.

Ada lebih 200 pembuat alat musik dari 299 keluarga yang mendiami kampung itu. Keluarga Rouzi mewarisi keterampilan membuat alat musik dari kakeknya dan sekarang sudah bersejarah lebih 200 tahun.

Selama lebih 30 tahun, Rouzi telah membuat banyak alat musik dan jumlahnya seperti bintang di langit.

Rouzi Bawudong yang lahir pada tahun 1970 sangat suka memainkan alat musik.

Sejak kecil ia sudah menunjukkan minat terhadap pembuatan alat musik tradisional Uygur, dampak pengaruh dari ayahnya.

Ketika berusia 16 tahun, Rouzi mulai belajar teknik membuat alat musik dari ayahnya.

Menurut Rouzi, untuk membuat Duttar berkualitas tinggi membutuhkan lima proses dan membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pada tahun 2014, pusat pameran alat musik budaya Qiuci telah selesai dibangun di Kampung Jiayi.

Pusat itu menyediakan studio secara gratis kepada pewaris budaya bukan benda.

Di studio Rouzi, terdapat berbagai jenis alat musik tradisional yang istimewa seperti Duttar, Tanbur, Rawap dan hajak.

Karya yang dihasilkan oleh Rouzi kini dijual dengan harga lebih RMB2,000.

Saat ini, alat musik yang dibuat oleh Rouzi telah dijual ke luar negeri seperti Amerika Serikat (AS).

Kini, Rouzi giat mendidik pewarisnya. Dia telah menerima lebih 30 siswa dari seluruh Xinjiang.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.