Saturday, April 25, 2015

Sejarah Gedung Merdeka di Bandung

Gedung Merdeka di Bandung, adalah sebuah bangunan art-deco yang berfungsi sebagai museum yang menampilkan koleksi dan foto-foto pertama Konferensi Asia Afrika yang diadakan di sana pada tahun 1955.

Bangunan ini dirancang pada tahun 1926 oleh Van Galen dan CP Wolff Schoemaker, profesor dan arsitek terkenal waktu itu.

Bangunan seluas 7.500 meter persegi memiliki lantai marmer ala Italia, saloons dan lampu kristal di langit-langit. merupakan Bangunan pertama, di situs di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika, dibangun pada tahun 1895.

Pada tahun 1926, ia kembali renovasi oleh Wolff Schoemacher, Albert Aalbers dan Van Gallen.
Awalnya bernama Sociteit Concordia, tempat itu terdapat ruang dansa untuk hiburan dan pertemuan sosial.
Selama akhir pekan, bangunan itu penuh dengan orang-orang bisnis kaya, menikmati pertunjukan seni, tarian sosial dan makan malam di zaman penjajahan Belanda.

Selama pendudukan Jepang, gedung ini berganti nama menjadi Dai Toa Kaman dan menjabat sebagai pusat kebudayaan.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, gedung ini digunakan sebagai markas pejuang kemerdekaan Indonesia melawan tentara Jepang.

Setelah pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda pada tahun 1949, dan pembentukan pemerintah federal, gedung Concordia sekali lagi digunakan sebagai pertemuan publik hall, untuk pertunjukan seni, pesta, tarian dan gala dinner.

Pada tahun 1954, pemerintah Indonesia menunjuk Bandung sebagai tuan rumah pertama Konferensi Asia-Afrika dan gedung Concordia terpilih sebagai tempat pertemuan.

Pada saat itu, Concordia adalah yang terbesar dan termegah di Bandung.

Pada awal 1955, bangunan itu direnovasi untuk memenuhi persyaratan konferensi internasional dan bangunan juga menjabat sebagai gedung DPR konvensi di Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.