Thursday, February 13, 2014

Ucapan Murayama adalah dasar bagi hubungan Jepang dengan negara tetangga

Mantan Perdana Menteri Jepang , Tomiichi Murayama yang sedang mengunjungi Republik Korea ( ROK ) menghadiri pameran karya seni oleh korban budak seks tentara Jepang yang di selenggarakan oleh Partai Keadilan, Saat berbicara pada jamuan makan malam yang diselenggarakan Partai Keadilan Korea, Murayama mengatakan bahwa ucapannya dalam ulang tahun ke - 50 berakhirnya Perang Dunia II berarti mengambil pelajaran dari sejarah . Dia menambahkan, kepercayaan dari negara - negara Asia sangat penting bagi pembangunan Jepang . Ucapannya tidak patut dilupakan ketika hubungan Jepang dengan Korea kini menghadapi ketegangan . Semangat dalam ucapan itu perlu diambil untuk memupuk rasa saling percaya antara kedua negara .

Murayama yang kini berusia 90 tahun menyampaikan pidato pada 15 Agustus 1995 ketika menjabat Perdana Menteri pada saat itu . Dia dalam pidatonya bersedia mengambil pelajaran dan meminta maaf atas penjajahan yang dilakukan oleh Jepang dalam Perang Dunia II . Menurutnya, Perdana Menteri Jepang yang berikutnya juga mengadopsi ucapan itu . Ini termasuk Shinzo Abe ketika dalam layanan pertama sebagai Perdana Menteri . Namun dalam periode keduanya ini , Abe menyatakan akan menyampaikan pidato yang baru sehubungan isu sejarah untuk menggantikan ucapan Murayama itu .

Media utama Jepang memberikan perhatian terhadap kunjungan Murayama ke Korea selatan . Menurut wartawan dari kantor berita Mainichi Shimbun, Murata Nobuhiko, ucapan Murayama itu memiliki makna yang sangat besar dari segi sejarah . Mantan Perdana Menteri itu dalam pidatonya dengan tulus iklhas mengakui penjajahan Jepang terhadap Semenanjung Korea, dan meminta maaf atas agresi terhadap negara - negara Asia . Dia juga dengan tegas mengkritik Abe dalam isu Yasukuni Jinja dan perbudakan seks . Kunjungan Murayama ke Korea kali ini bisa dianggap sebagai seruan kepada rakyat Jepang untuk bersama - sama memboikot Abe .

Seorang anggota dari Partai Keadilan mengatakan bahwa keengganan kabinet Abe dan kekuatan politik sayap kanan untuk meninjau sejarah invasi Jepang, menimbulkan kekhawatiran banyak pihak . Kunjungan Murayama kali ini diharapkan dapat menyadarkan semua pihak betapa pentingnya makna " ucapan Murayama " dari segi sejarah .

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.