Monday, February 25, 2013

Aturan harus di buat untuk Jepang di laut China timur

Sebelum nya beredar berita dari pihak Jepang yang menyatakan bahwa kapal perang China mengarahkan radar ke kapal perang Jepang, namun akhirnya Pemerintah Jepang memutuskan untuk tidak mempublikasikan "bukti-bukti terkait yang dikumpulkan oleh Pasukan Bela Diri (SDF) tentang kapal China yang menggunakan radar pengendalian kebakaran (FCR) terhadap kapal-kapal perangnya".

Sedangkan menurut pihak China, berita tersebut diatas adalah alasan yang mengada-ada yang di buat oleh SDF untuk mendeskreditkan pihak China berikut laporannya :
Pertama-tama, kejadian ini mencerminkan fakta bahwa para pejabat militer dan politik Jepang kekurangan akal sehat secara militer. Jepang mengklaim bahwa "fregat China" menggunakan radar FCR pada jarak 3 kilometer di perairan terbuka dari Laut China Timur pukul 10.00 WIB pada tanggal 30 Januari" terhadap sebuah kapal Destroyer Jepang. Apa artinya dengan tiga kilometer? Ini adalah jarak dengan mata telanjang yang bahkan tidak perlu radar untuk memberikan instruksi untuk menembak target. Mengapa kapal fregat China repot-repot untuk menggunakan FCR tersebut? Bahkan jika diduga bahwa radar digunakan untuk memberikan instruksi peluru kendali mengenai target, orang dengan akal sehat-militer pun akan tahu bahwa tiga kilometer bukanlah zona dari jangkauan rudal untuk menembak. dengan jarak dekat, peluru kendali tidak dapat secara efektif menemukan target bahkan dengan penggunaan FCR, apalagi berpose ancaman apapun. Siapa yang akan melakukan hal seperti itu konyol?

Kedua, itu akan menjadi melalaikan tugas jika kapal-kapal perang China tidak bersikap waspada dan mengirim peringatan sementara pesawat militer dan kapal perang Jepang yang begitu dekat. Haruskah kapal perang China hanya tinggal di sana seperti bebek duduk menonton pesawat militer Jepang dan kapal perang Jepang melakukan pemantauan dan pengawasan dekat armada China? Jika pihak PLAN tidak melakukan pencarian radar dan pengawasan, maka kapal perang China hanya menunggu untuk diserang dan binasa?

Ketiga, jika konflik militer itu terjadi, siapa yang harus bertanggung jawab untuk itu? Tidak ada keraguan bahwa Jepang harus mengambil tanggung jawab. Karena armada China sedang melakukan latihan normal di perairan lepas internasional, tentang apa yang dilakukan pihak Jepang dengan melakukan pemantauan dan pengawasan pada kapal perang China dan mengganggu navigasi normal armada PLAN? Gangguan tersebut telah terjadi lebih dari beberapa kali. Setiap tahun, sekitar 500-lebih perilaku pesawat Jepang dalam melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap armada China, dan kapal perang Jepang sering menguntit dan mengganggu armada kapal perang China. Negara mana pun akan mempertimbangkan perilaku seperti provokasi militer. Selain itu, pesawat militer Jepang juga bermain-main dengan beberapa manuver berbahaya dari waktu ke waktu. Misalnya, sebuah pesawat tempur F-15J Jepang baru-baru ini terbang mendekati sayap Y-8 China yang merupakan pesawat patroli maritim. Sebuah kesalahan sekecil apapun akan mengakibatkan kecelakaan pesawat dan kematian pilot.

Siapa yang membuat aturan yang memungkinkan hanya Jepang untuk membuat provokasi sementara China dilarang untuk membela diri? demikian ringkasan sebuah kementar yang di tulis di China Military...

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.