Thursday, July 26, 2012

Peningkatan Kerjasama Indonesia-China

Kegiatan Promosi Kebijakan CAFTA yang disponsori China-ASEAN Center digelar di kota Zhenjiang, Provinsi Jiangsu, China timur. Duta Besar Indonesia untuk China, Imron Cotan dalam kegiatan kali ini memperkenalkan kebijakan dan iklim investasi Indonesia kepada para pengusaha Jiangsu yang berminat berinvestasi ke Indonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan CRI, Duta Besar Imron Cotan menekankan, peningkatan kerja sama dengan China adalah pilihan yang tidak terelakkan.

Imron Cotan juga meningkatkan investasi pengusaha China ke Indonesia ke taraf strategis. Dia mengatakan,

"Saya akan memulai menjawab pertanyaan itu dengan mengukapkan satu pepatah yang sangat luhur, yang datangnya dari budaya barat. Pepatah itu mengatakan bahwa kita tidak pernah menggigit tangan yang memberikan makan ke mulut kita. Artinya apa? Dalam konteks investasi, parah investor dari China ke Indonesia, ketika mereka memutuskan untuk melakukan investasi di Indonesia, ada beberapa keuntungannya yang dibawa oleh para investor itu Pertama, mereka menciptakan lapangan kerja, memberikan kehidupan kepada sebagian rakyat Indonesia. Yang kedua, para investor itu juga membawa bersama mereka keahlian mereka, ekspertis mereka, kemudian mereka juga membawa apa yang dinamakan teknologi. Jadi terjadi perpindahan resources baik yang bersifat keuangan maupun yang bersifat teknis. Tapi yang lebih penting lagi terkait dengan pertanyaan ini adalah dengan melakukan investasi di Indonesia maka investor dari China itu menciptakan lapangan kerja, memberikan kehidupan kepada rakyat Indonesia. Dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa saying kepada saudara-saudaranya yang datang dari China yang melakukan kegiatan investasi di Indonesia. Dengan sendirinya, dengan berlalunya waktu, hungungan ini semakin lama semakin eart. Kalau saya diberikan kehidupan, kalau saya diberikan pekerjaan, kalau tangan saya memberikan makanan ke mulut saya, tentu saya tidak akan menggigit tangan saya atau tentu saya tak akan berbuat nakal kepada para investor dari seluruh dunia terutama dari China yang memberikan saya kehidupan yang memberikan saya pekerjaan. Jadi dari situlah kita lihat arti strategis dari investasi itu. Investasi itu tidak hanya menciptakan keuntungan kepada para investor tetapi dia juga mengeratkan, menumbuh kembangkan rasa cinta kepada China dan bangsa China. Ini yang merupakan arti penting, arti strategis dari investasi tersebut."


Imron Cotan menganggap bahwa peningkatan kerja sama antara Indonesia dengan China adalah pilihan yang tidak terelakkan. Dia mengatakan, "Kita harus menggunakan semua cara agar hubungan bangsa China dan bangsa Indonesia ini tetap berkembang sekarang maupun di masa masa yang akan datang. Karena kami mempunyai kayakinan di Indonesia bahwa tanpa kerja sama, baik pada tingkat akar rumput maupun pada tingkat bisnis to bisnis (B to B), maupun government to government (G to G),
maka akan sulit kita menciptakan perdamaian, kemakmuran dan stabilitas di kawasan. Karena Indonesia dan China ini adalah dua negara terbesar masing-masing di kawasan kita. Jadi kalau dua negara yang terbesar di masing-masing kawasan ini tidak berkerja sama akan sulit tercapai stabilitas, perdamaian, keamanan dan jug kesejahteraan di kawasan ini. Jadi bagi kita, peningkatan kerja sama antara China dan Indonesia itu bukan pilihan, tapi suatu keharusan."
Imron Cotan menapresiasi prestasi yang dicapai China selama dua tahun setengah sejak pembentukan CAFTA. Dia mengatakan, kesalahpahaman warga Indonesia pada pembentukan CAFTA pada awalnya, saat ini telah terselesaikan.
"Dalau ada dugaan bahwa ASEAN-China Free Trade Agreement itu tidak memberikan manfaat, saya kira fakta mengatakan lain. Memang dari waktu ke waktu kita perlu terus memberikan pengertian kepada para pedagang di kedua belah pihak atau pihak-pihak lain di kedua belah pihak yang tidak memahami ini. Statistik mengatakan lain. Ternyata terjadi peningkatan yang luar biasa. Artinya apa, selain serangkaian promosi yang dilakukan perwakilan-perwakilan Indonesia, termasuk BUMN Indonesia, Garuda, Bank Mandiri dan Bank BNI. Ternyata Free Trade Agreement antara China dan ASEAN itu juga membantu meningkatkan volume perdagangan, volume investasi, dan juga saling kunjung di antara China dan Indonesia. Jadi, sekarang ini bias saya katakana bahwa kesalahpengertian di awal penerapan ASEAN-China Free Trade Agreement itu sudah terhapus."
Selain itu, Imron juga menjelaskan tindakan Kedutaan Besar Indonesia untuk memperkenalkan kebijakan preferensi CAFTA kepada perusahaan-perusahaan Indonesia dan China. Pertama adalah mengundang personel dari pihak China yang memiliki potensi investasi untuk meninjau ke Indonesia, mengenal potensi Indonesia. Kedua, menggelar forum perdagangan, investasi dan pariwisata di provinsi dan kota yang berpotensi di China. Ketiga, Kedutaan Besar Indonesia akan menyediakan informasi dan usulan kepada investor China, agar bisnis dan investasi pengusaha dan investor China dapat lancar dan sukses di Indonesia.
Imron mengharapkan media Indonesia dan China dapat memainkan peranan positif untuk mendorong investasi dua arah.
"Kita sangat senang karena China memutuskan untuk mengirim perwakilan CCTV ke Indonesia, di Jakarta. Tadinya Jakarta itu dicover dari Bangkok. Sekarang sudah ada wartawan CCTV dan kemudian juga wartawan lainnya di Indonesia. Dan Indonesia juga, dalam beberapa bulan terakhir ini sudah mempunyai perwakilan ANTARA, kantor berita nasional Indonesia di Beijng. Kita berharap mereka ini bisa mensosialisasikan kebijakan-kebijakan baru yang diambil oleh pemerintah China Demikian juga yang diambil oleh pemerintah Indonesia. Contohnya, misalnya, bagaimana para mitra dagang Indonesia bisa memanfaatkan kebijakan baru yang dikenalkan oleh pemerintah China, yaitu Go Global. Ini belum banyak yang mengetahui di Indonesia. Artinya para pedagang dan investor China itu didorong untuk pergi atau melakukan kegiatan di luar China. Sebaliknya juga, kebijakan-kebijakan baru yang diambil oleh pemerintah Indonesia perlu disosialisasikan di China melalui media massa apakah itu media massa cetak atau elektronik seperti China Radio Internasional. Misalnya kira-kira beberapa waktu yang lalu, pemerintah Indonesia mengenalkan kebijakan pembebasan pajak sepuluh tahun bagi investasi yang melebihi USD $ 100 juta. Ini adalah kebijakan baru yang perlu kita sosialisasikan sehingga mendorong para investor dari China yang sudah ada di indonesia untuk memperbesar investasinya sehingga melebihi USD $ 100 juta atau yang akan datang membawa investasi melebihi us$ 100 juta sehingga mereka bisa menikmati bebas pajak sepuluh tahun untuk ke depan. Kebijakan-kebijakan ini memang perlu kita sosialisasikan dan perlu kita kerja sama dengan media massa, terutama dengan media massa yang aktif melakukan sirannya di Indonesia, yaitu china radio internasional yang berkerja sama dengan Radio Elshinta."

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.