Friday, April 29, 2016

Prancis memenangkan kontrak US$ 40 miliar untuk membangun armada kapal selam baru Australia

PM Australia
Australia telah menandatangani kontrak senilai  A$ 50 milyar (US$ 40 miliar) untuk membangun armada kapal selam baru yang dimenangkan  oleh kontraktor Perancis DCNS, Reuters melaporkan, ini merupakan pukulan telak bagi industri pertahanan Jepang yang sebelumnya di beritakan Australia akan membeli dari Jepang namun di tentang oleh negera- negara kawasan termasuk China.yang dianggap bisa membangkitkan kembali militerisme Jepang.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull  mengumumkan secara resmi  pemenang kontrak untuk membangun 12 kapal selam baru negara itu, tetapi dua sumber yang akrab dengan proses kepada Reuters mengatakan bahwa pihak Perancis telah mengamankan kontrak menjelang penawar Jepang dan Jerman.

Sumber lain di kontraktor angkatan laut Perancis mengatakan bahwa mereka  "diam-diam percaya diri" keberhasilan menjelang pengumuman oleh Turnbull. Australia menaikan pengeluaran pertahanan, berusaha untuk melindungi kepentingan strategis dan perdagangan di Asia-Pasifik.

Laporan media lokal menyarankan pekan lalu bahwa perusahaan Jepang Mitsubishi Heavy Industries dan Kawasaki Heavy Industries, adalah kandidat sebelumnya yang masuk dalam daftar kontrak, namun pemenangnya adalah kontraktor angkatan laut yang dikendalikan negara Perancis DCNS telah mengusulkan versi diesel-listrik berbobot 5.000 ton, pihak Prancis meminta dukungan dengan kepala industri dan tokoh-tokoh pemerintah untuk meyakinkan Australia tentang manfaat penawaran yang mereka berikan.

Jepang menawarkan untuk membangun Australia kapal selam varian yang 4.000 ton kapal selam Soryu, kesepakatan yang akan menandai perkembangan yang signifikan di bawah agenda keamanan lebih berotot Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyusul pencabutan tentang larangan puluhan tahun ekspor senjata tahun lalu.

Sebuah kesepakatan dengan Jepang juga akan membuat hubungan yang lebih erat strategis dan pertahanan dengan dua sekutu utama Washington di wilayah tersebut tetapi juga mempertaruhkan berlawanan China, mitra dagang utama Australia.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.