Saturday, August 30, 2014

Peribahasa "Xiang Jing Ru Bin"

Pada zaman Chunqiu atau Musim Semi dan Gugur (tahun 770-476 Sebelum Masehi), ada seorang pejabat senior di negeri Jin yang bernama Jiu Ji. Dia sering "turun ke lapangan" untuk melihat sendiri masalah rakyat.

Pada suatu hari, Jiu Ji melihat seorang petani yang sedang mengerjakan sawah padinya. Pada waktu makan siang, istri petani itu pun menyajikan makanan yang masih panas kepadanya dengan cara yang sangat hormat. Melihat pasangan tersebut memperlakukan satu sama lain dengan begitu hormat seperti memperlakukan tamu, dia merasa sangat terharu. Setelah mendapat kabar bahwa petani itu adalah anak seorang mantan pegawai pemerintah yang dibunuh karena dinyatakan bersalah, Jiu Ji pun membawanya pulang ke istana untuk menghadap raja negeri Jin. Dia memohon kepada beliau agar memberikan posisi yang penting kepada petani itu. Katanya kepada raja negeri Jin,

"Sifat hormat-menghormati adalah budi baik yang patut kita junjung tinggi. Hanya orang yang berakhlak mulia saja yang akan memiliki sifat ini. Sifat baik ini harus dipupuk di kalangan rakyat kita."

Raja tersebut bertanya dengan heran,

"Ayahnya adalah seorang yang bersalah. Wajarkah jika kita melamar dia sebagai pegawai pemerintah?"

Jiu Ji menjawab dengan serius,

"Cobalah tuanku teliti sejarah kita yang lalu. Guang Zhong pernah menjadi musuh kepada raja negeri Qi, tapi dia akhirnya diangkat oleh raja itu sebagai perdana menterinya. Dia berhasil membantu beliau mencapai cita-cita untuk memperluas kekuatan hegemoninya. Pada zaman purba pula, raja negeri Shun telah membuang seorang pewagai bernama Gun, tetapi menunjuk anaknya sebagai pejabat pemerintah. Tuanku hanya perlu memanfaatkan kelebihannya saja. "

Akhirnya, raja negeri Jin setelah menerima nasihat Jiu Ji, dan memberikan satu jabatan yang penting kepada petani itu.

Catatan Keterangan:

Peribahasa "Xiang Jing Ru Bin" ini membawa arti, pasangan suami dan istri memperlakukan satu sama lain dengan penuh hormat seperti memperlakukan tamu. Sampai hari ini, ia masih dianggap oleh orang Tionghoa sebagai suasana yang paling sempurna dalam hubungan suami istri.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.