Tuesday, July 15, 2014

Asimilasi budaya pemakaman Muslim di China


Di China, komunitas Islam merupakan salah satu dari 55 etnis minoritas. Sebagian besar etnis minoritas di negara Tembok Besar ini yaitu sebanyak 25 di antaranya berada di Provinsi Yunnan. Dalam kalangan komunitas Islam ini terdapatnya etnis Hui, Uighur, Kazak, Khalkha, Uzbek, Tajik, Tatar, Salar, Dongxiang dan Bao'an. Etnis Hui adalah kelompok terbesar dan terpenting yang membentuk komunitas Islam di negara ini. Kelompok etnis Hui merupakan hasil dari pernikahan di antara orang Arab dan Persia dengan orang China. Hasil dari perkawinan ini, maka lahirlah suku etnis Hui atau Huizu. Pembentukan komunitas ini bahkan memiliki budaya yang berbeda, namun akhirnya membentuk beberapa persamaan melalui proses asimilasi dengan etnis Han.

Pada tahap awal, etnis Hui menggunakan bahasa Arab, Persia dan China sebagai bahasa pengucapan mereka. Namun, lama kelamaan, mereka menggunakan bahasa China dalam hubungan sosial dan interaksi dengan kaum lain. Namun, dalam upacara keagamaan, mereka masih mempertahankan dan menggunakan bahasa Arab dan Persia. Mereka menganut agama Islam dan terus menerus mempertahankan pegangan agama ini meskipun ada banyak rintangan, tekanan dan tantangan. Ini terutama terjadi pada zaman awal Dinasti Ming yang melarang etnis Hui menggunakan pakaian Islam, bahasa Arab dan nama Islam. Selain berbagai tekanan dan larangan tersebut, umat Islam Hui masih mampu mempertahankan akidah dan ibadah mereka seperti membaza Quran, sholat berjamaah pada hari Jumat dan mengadakan pertemuan pada hari-hari kebesaran Islam. Mereka menjadi begitu kokoh dalam persaudaraan Islam dan menjaga kesejahteraan serta keselamatan sesama Islam dengan begitu baik sekali. Semangat persaudaraan mereka membentuk satu tim atau sebuah keluarga Islam yang khas dalam kalangan etnis Han yang mayoritas dan mendominasi masyarakat China. Sebagian dari budaya mereka terutama berhubungan dengan soal keagamaan tidak diungkapkan kepada kaum lain. Justru, tidak heran ada anggapan sebagian kaum lain di China bahwa kaum Hui ini hidup terasing dan ada budaya mereka yang tidak diketahui atau tidak diungkapkan kepada masyarakat luar. Jadi tidak heran masih ada beberapa etnis Han di China yang tidak mengetahui cara orang Islam shalat dan merasa heran ketika kali pertama melihat etnis Hui atau orang Islam menunaikan solat.

Sekarang budaya etnis Hui telah banyak yang bercampur aduk dengan budaya China, khususnya dari segi bahasa dan pakaian sampai terbentuknya satu budaya Muslim yang bercorak China Islam. Budaya muslim China ini juga meresapi dalam berbagai aspek yang lain seperti aspek pemakaman orang-orang Islam di negara ini. terjadinya proses asimilasi dalam soal pemakaman umat Islam di China ini berdasarkan di Kota Che Feng, Mongolia Dalam, Jenazah seorang pria muslim yang meninggal dunia pada pagi hari di Hari Raya Aidul Adha tahun lalu. Upacara sembahyang jenazah dilakukan di halaman Masjid Besar Utara dengan dipimpin oleh Imam (ahong). Shalat sunat jenazah dilakukan dengan begitu cepat dan tidak banya
k ritual pada upacara tersebut. Selesai upacara sembahyang jenazah, beberapa orang ahli waris pentingakan mengucapkan kata singkat tanda terima kasih kepada yang hadir dan pergi menyalami para hadirin.. Ini dilakukan oleh beberapa orang `ahli waris 'secara bergantian. Setelah itu, jenazah dimasukkan ke dalam van untuk dibawa ke kuburan. Kuburan orang Islam di kota ini terletak sekitar 4 km dari Kota Che Feng yang meliputi area berbukit seluas lebih kurang 6 hektar persegi. Pemakaman Muslim di sini seperti pemakaman bangsa China Han yang biasanya terletak di dataran tinggi dan berbukit. Ini mungkin bersamaan dengan konsep pemakaman bangsa China yang menjadikan daerah perbukitan sebagai simbolik status dan memfasilitasi jenazahi 'untuk ke langit atau ke alam yang lain. Selain itu, bentuk kuburan yang ditimbun tanah `membukit 'sebagaimana juga pemakaman orang-orang China Han. Ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh budaya China Han dalam soal penentuan daerah dan penimbunan kuburan bagi masyarakat Islam di daerah ini.

Photo-Photo Pemakaman Muslim di Inner Mongolia






Related Posts:

  • Perayaan hari hantu di kota kuno Huangyao"Hari Zhongyuan" atau "Hari Hantu" jatuh pada tanggal 14 bulan 7 sesuai dengan kalender tradisional Tionghoa. Untuk kota kuno Huangyao di Hezhou, Guangxi, hari itu disebut "Festival Lentera Buah Pomelo". Menurut tradisi setem… Read More
  • Labaxi opera khas provinsi Liaoning - ChinaLabaxi adalah sejenis opera lokal yang sangat populer di kabupaten Haicheng, provinsi Liaoning di bagian timur laut China. Dalam bahasa Mandarin, "Laba" berarti "terompet". Opera ini mendapat nama justru karena alat musik uta… Read More
  • Opera Jiju juga berasal dari timur laut ChinaJiju adalah sejenis opera lokal di provinsi Jilin yang dibuat pada tahun 1950-an, berbasis seni Errenzhuan, yaitu sejenis seni rakyat dari bagian timur laut China. Karakter utama dalam opera ini terbagi menjadi lima jenis, y… Read More
  • Opera LiaonanxiOpera Liaonanxi, yang juga dikenal sebagai Yingdiaoxi dari daerah selatan provinsi Liaoning ini, adalah jenis opera yang paling "muda" di provinsi tersebut. Opera ini dikatakan terbentuk pada tahun 1950-an berdasarkan seni wa… Read More
  • Warga Tibet merayakan Festival mandi Masyarakat di Tibet barat daya China merayakan "Festival Mandi" tahunan dari tanggal 9 sampai 15 September. Festival Mandi berlangsung selama tujuh hari selama bulan ketujuh setiap tahunnya dalam kalender Tibet. Trad… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.