Friday, October 14, 2016

Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed

Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed merupakan satu peribahasa yang sering digunakan oleh orang China. Peribahasa itu secara harfiah berarti, kita sendiri melemparkan sebuah batu bata dan menyebabkan orang lain juga melemparkan sepotong giok yang sangat berharga. Orang China menjunjung sifat sopan santun dan rendah hati. Dalam acara umum, orang China suka menggunakan peribahasa "Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed" untuk menyampaikan maksud yaitu menyajikan padangan atau karya yang kita anggap kurang matang sebagai awal kata untuk memicu pemikiran para pendengar sehingga mereka memberi pandangan atau karya yang lebih cerdas dan matang.

Menurut catatan buku kuno China, peribahasa "Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed" berasal dari satu cerita yang terjadi pada Dinasti Tang China pada abad ke-9 Masehi. Dinasti Tang adalah zaman keemasan bagi penciptaan puisi China. Pujangga pada masa itu suka menampilkan bakat mereka melalui penciptaan puisi. Chang Jian adalah seorang penyair pada Dinasti Tang. Dia diberitahu bahwa Zhao Gu, seorang penyair yang sangat terkenal pada zaman itu akan mengunjungi ke Kuil Lingyin di Suzhou. Untuk menarik minat Zhao Gu untuk menciptakan puisi, Chang Jian telah pergi ke Kuil Lingyin dahulu dan menulis puisi di dinding kuil itu. Puisi lama China biasa berisi empat baris, Chang Jian dengan sengaja hanya menulis dua baris di udara itu. Tidak lama kemudian, Zhao Gu yang mengunjungi ke kuil itu telah nampak dua baris puisi itu yang belum lengkap. Seperti yang disangka, ini telah membangkitkan minatnya untuk melengkapi puisi tersebut di dinding itu. Dua baris kedua puisi jauh lebih baik dari yang ditulis oleh Chang Jian itu. Perbuatan Chang Jian ini kemudian disebut sebagai "Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed".

Dalam buku 36 Taktik Perang dinyatakan bahwa jika taktik "Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed" digunakan dalam bidang militer, maksudnya adalah lain dengan maksud aslinya.

Kita seharusnya menipu pihak musuh dengan menggunakan sesuatu yang mirip dengan apa yang kita hendaki. Dalam konteks ini, batu bata dijadikan umpan, giok pula adalah target sebenarnya yang hendak diburu. Antara taktik-taktik militer kuno China, ada banyak trik yang dapat memperdayakan pihak musuh. Dalam penggunaan taktik "Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed", kita harus mengetahui sepenuhnya kondisi pihak musuh. Dengan begitu, taktik tersebut baru dapat mencapai dampaknya. Selanjutnya, saya akan ceritakan satu contoh penggunaan taktik itu.

Pada tahun 700 sebelum Masehi, konflik antara berbagai negara di China sering terjadi. Semua negara akan memperluas wilayah masing-masing. Negara Chu telah mengerahkan pasukannya untuk menyerang kota Jiao. Meskipun kekuatan militer negara Chu lebih kuat dari militer yang mempertahankan kota Jiao, akan tetapi setelah sering kali melancarkan serangan terhadap kota itu, militer negeri Chu masih belum menawan kota itu. Ini karena kota Jiao memiliki posisi yang sangat strategis dari sudut geografis. Justru itu, seorang pegawai negeri Chu telah membuat analisa terhadap kondisi dalam kota itu. Dia berpendapat bahwa karena kota itu telah dikepung lama, tentara dalam kota itu tentu kekurangan kayu api. Jadi, pejabat itu telah mengusulkan satu tipu muslihat kepada raja negeri Chu. Lalu, raja negeri Chu telah mengambil pakai rekomendasi pejabat itu.

Baginda telah memerintahkan tim prajuritnya untuk berpura-pura sebagai penebang kayu dan pergi ke gunung setiap pagi untuk bekerja. Pada saat yang sama, tentara yang mempertahankan kota itu sedang risau karena mereka sudah habis kayu bakar untuk memasak. Dengan mengamati gerakan penebang-penebang kayu itu, mereka menganggap bahwa itulah kesempatan yang baik bagi mereka untuk menyita kayu bakar yang diperlukan. Lalu, tentara kota itu telah mengirim sepasukan tentara keluar untuk merampaskan kayu api secara rahasia. Karena para penebang kayu tidak memiliki senjata, tim itu telah mendapatkan kayu api dengan mudah.

Dengan begitu, pasukan yang mempertahankan kota Jiao telah keluar untuk menyita kayu api pada beberapa hari berturut-turut kemudian.

Sementara itu, militer negeri Chu berpura-pura seperti tidak sadar akan gerakan pihak musuh mereka. Jadi, tentara yang mempertahankan kota Jiao bertahap tidak lagi waspada terhadap serangan tentara negeri Chu tanpa sadar akan perangkap yang tersembunyi.

Satu hari, kota Jiao sekali lagi telah mengerahkan sekelompok besar pasukannya keluar untuk menyita kayu api. Penebang-penebang kayu yang dilakon oleh militer negeri Chu telah berlari dan menyebabkan tentara kota Jiao mengejar mereka ke tempat yang dibuat perangkap. Dengan melihat "para penebang" telah melepaskan kayu api, tim kota Jiao masing-masing telah mengumpulkan kayu api. Pada saat itulah, tentara negeri Chu telah meluncurkan serangan dan mengepung tim kota Jiao. Akhirnya, tentara kota Jiao terpaksa menyerah kepada tentara negeri Chu setelah mengalami kematian dan cedera yang serius karena tidak siap akan serangan itu.

Inilah satu contoh yang berhasil menggunakan taktik "Melemparkan Batu Bata untuk Mendapatkan Jed" pada zaman kuno China.

Related Posts:

  • Cerita tentang Pendeta Agama Tao di Gunung Laoshan Buku "Cerita Aneh" merupakan kumpulan cerita dongeng yang diproduksi oleh Pu Songling, seorang penulis yang terkenal pada zaman Dinasti Ming China. "Cerita tentang Pendeta Agama Tao di Gunung Laoshan" merupakan salah sebuah… Read More
  • Cerita : Pendeta Agama Tao di Gunung Laoshan Sebulan lagi berlalu. Pendeta itu tetap tidak mengajarkan setiap ilmu ghaib kepada Wang Qi. Wang Qi tidak dapat bertahan lagi. Dia ingin bertanya kepada gurunya mengapa dia melakukannya. Ketika menemui pendeta itu, Wang Qi … Read More
  • Cerita tentang Katak dalam tempurung Menurut ceritanya, ada seekor katak yang tinggal dalam sebuah sumur yang dangkal. Ia hidup dengan gembira setiap hari.Pada suatu hari, si katak itu berkata kepada seekor penyu besar yang baru pulang dari Laut Timur, "Alangk… Read More
  • Seekor rubah yang menipu Harimau Menurut ceritanya, seekor harimau yang terlalu lapar mencari makan di dalam hutan. Kebetulan, ditemuinya seekor rubah yang sedang berjalan-jalan di dalam hutan itu. Sang harimau pun segera menangkap rubah itu, dan dengan ge… Read More
  • Bei Gong She Ying Le Guang adalah ketua Kabupaten Henan pada zaman Dinasti Jin. Dia memiliki seorang teman yang sangat dekat dengannya. Ketika temannya itu sudah terlalu lama tidak datang membesuknya, dia merasa sangat heran, lalu dia pergi … Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.