Thursday, October 13, 2016

6 Taktik Peperangan: Menarik Harimau untuk Meninggalkan Sarangnya

36 Taktik Perang adalah sebuah buku yang di dalamnya terkandung 36 taktik perang yang berlaku pada zaman kuno di China dan diwarisi sampai hari ini. Taktik-taktik perang yang terkandung di dalam buku itu telah diadopsi di China dalam jangka waktu yang panjang dan telah menjadi inti kebudayaan tradisi China. Pada saat ini, "36 Taktik Perang" telah disesuaikan untuk strategi dalam berbagai bidang, diantaranya termasuk politik, diplomasi, ilmu-ilmu manajemen, perdagangan dan lain-lain.

Dalam "36 Taktik Perang" tidak banyak konten yang menjelaskan tentang teori perang, sebaliknya lebih terfokus pada penggunaan praktis strategi perang.

"36 Taktik Perang" merupakan rumusan hasil pikiran anggota militer yang terunggul pada zaman kuno China. Setiap taktik, memiliki tujuan yang jelas dan bersifat praktis. Kebanyakan taktik tersebut lebih mementingkan perubahan yang tidak diharapkan ketika bertempur dengan musuh. 36 Taktik Perang diketahui oleh umum melalui berbagai cara. Ada taktik yang dinamakan dengan judul opera, peribahasa atau peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah China. Oleh sedemikian, orang lebih mudah untuk memahami teori dan ilmu militer yang terkandung di dalam buku itu.

Dari judul taktik tersebut sudah dapat kita tangkap maksud yang hendak disampaikan yaitu: melakukan sesuatu dengan tujuan untuk menarik harimau meninggalkan sarangnya. Di China, harimau disebut sebagai "raja di dalam gunung". Pada masa dahulu, peristiwa harimau menyerang manusia sering terjadi. Dalam operasi untuk menghilangkan harimau, orang harus menarik harimau keluar dari sarangnya sehingga meninggalkan daerah pegunungan yang menjadi tempat sembunyi. Maka, taktik "Menarik harimau untuk meninggalkan sarangnya" juga memiliki maksud lanjut yaitu: melakukan sesuatu supaya pihak musuh meninggalkan tempat asal atau kehilangan keuntungan.

Dalam buku "Seni Perang" hasil karya Sun Zi, ahli strategi terkenal China ditunjukkan bahwa menyerang musuh dengan hebat tanpa menghitung kekuatan pihak musuh pasti akan gagal. Jika pihak musuh telah berada dalam posisi strategis dan siap untuk menangkis serangan yang dihadapi, maka kita tidak dianjurkan berhadapan langsung dengan pihak musuh karena tidak memiliki kelebihan.

Dalam kondisi ini, kita dapat mencoba taktik untuk memikat musuh meninggalkan benteng pertahanan yang kokoh dengan biaya yang rendah. Dengan menggunakan tipu muslihat tersebut, kita dapat membuat situasi berubah sehingga kita mendapat keuntungan.

Dalam bidang militer, kunci keberhasilan penggunaan taktik "Menarik harimau untuk meninggalkan sarangnya" adalah "menarik". Selanjutnya, saya akan bagi satu contoh untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pada awal abad kedua Masehi, wilayah China berada dalam kondisi terpisah-pisah dan diduduki oleh beberapa kekuatan lokal. Antaranya tiga kekuatan yang terbesar adalah Negara Wei, Negeri Shu dan Negara Wu.

Pada saat itu, pemimpin Negara Wu, Sun Ce bercita-cita untuk memperluas kawasan dan berencana untuk merebut kota Lu Jiang yang berkedudukan strategis dari tangan hulubalang Liu Xun.

Sun Ce menyadari bahwa pasukan Liu Xun sangat kuat, jika berhadapan langsung dengan tentaranya, maka kemungkinan untuk mencapai kemenangan adalah sangat kecil. Jadi, setelah berkonsultasi dengan pengikutnya, Sun Ce telah memutuskan untuk menggunakan taktik "Menarik harimau untuk meninggalkan sarangnya".

Liu Xun adalah seorang yang tamak. Dengan mengetahui kelemahan itu, Sun Ce telah mengirim hadiah yang mahal kepada Liu Xun. Dalam surat yang sama disampaikan dengan hadiah itu, Sun Ce dengan sikap rendah hati telah menyanjung tinggi pencapaian Liu Xun dan juga melontarkan kata yang manis untuk berteman dengan Liu Xun. Selain itu, Sun Ce juga telah meminta Liu Xun membantu dia dalam membalas serangan yang sering dilakukan oleh hulubalang yang berbasis di Shangliao dengan alasan kekuatan timnya lemah dan tidak mampu melakukan serangan jarak jauh.

Liu Xun merasa sangat senang hati dan bangga karena menerima hadiah dan permintaan bantuan dari Sun Ce. Sebenarnya, Liu Xun memang berhajat untuk merebut daerah Shangliao yang subur sejak awal. Jadi, Liu Xun yang terkena tipu daya akhirnya telah meluncurkan serangan terhadap Shangliao.

Serentak dengan itu, Sun Ce telah melakukan pemantauan yang ketat terhadap pergerakan tentara Liu Xun. Setelah Liu Xun telah memimpin beberapa puluh ribu orang prajurit berangkat untuk menyerang Shangliao, Sun Ce telah mengambil kesempatan itu untuk menyerang kota Lu Jiang yang daya pertahanannya menjadi lemah tanpa pimpinan Liu Xun. Akhirnya, Sun Ce telah merebut kota Lu Jiang dengan mudah sekali.

Dalam rencana sebelumnya, saya pernah perkenalkan taktik "Berpura-pura Menyerang di Timur tetapi Sasarannya adalah di Barat" dan "Selamatkan Negeri Zhao dengan Mengepung Negeri Wei". Taktik "Menarik harimau untuk meninggalkan sarangnya" juga dianggap sebagai satu taktik yang sangat efektif.

Dalam penggunaan taktik "Berpura-pura Menyerang di Timur tetapi Sasarannya adalah di Barat", kita harus mendapatkan informasi sepenuhnya tentang lawan, menganalisis pikiran lawan serta memperhatikan setiap tindakan lawan untuk membuat pertimbangan yang komprehensif sehingga keputusan yang benar dan tepat dapat dibuat.

Sementara, penggunaan taktik "Selamatkan Negeri Zhao dengan Mengepung Negeri Wei" harus menghindari kekuatan utama musuh dan menemukan bagian-bagian musuh yang lemah agar dapat mengalahkan dan mengalahkan musuh.

Dibandingkan dengan dua taktik tersebut, "Menarik harimau untuk meninggalkan sarangnya" menekankan penggunaan intrik sehingga pihak musuh jauh dari lingkungan tertentu atau kehilangan keuntungan, kemudian barulah kita bertindak untuk mengalahkannya.

Related Posts:

  • Legenda Lima Buah Gunung Dewa Konon, setelah Dewi Nu Wa menciptakan manusia, umat manusia hidup dengan aman dan sentosa. Namun, tiba-tiba, pada suatu hari, langit dan bumi bertabrakan, lalu muncullah satu celah yang besar di langit. Bumi juga merekah da… Read More
  • Legenda Guang ti melawan Chi You Konon, pada beberapa ribu tahun yang lalu, ada beberapa suku tinggal di daerah aliran Sungai Kuning dan Sungai Yangtze, China. Huang Di adalah kepala ke satu suku yang terbesar di kawasan Sungai Kuning. Sementara Yan Di pul… Read More
  • Siapa yang paling bijak dan memiliki akhlak dan kepribadian yang mulia, dialah yang dipilih sebagai raja. Dalam sejarah feodal China, takhta raja biasanya diwarisi oleh anak raja. Namun, pewarisan tahta antara tiga orang raja yang paling awal dalam legenda China, yaitu Yao, Shun dan Yu, tidak diamalkan berbasis keturunan. Siapa… Read More
  • Legenda Hou Ji Menurut ceritanya, pada suatu zaman dahulu, manusia mencari rezeki dengan berburu, memancing ikan dan mengumpulkan buah-buahan hutan. Namun, karena pasokan bahan makanan mereka tidak cukup, mereka sering mengalami kelaparan… Read More
  • Legenda Gun dan Yu Tangani Banjir Konon, pada zaman dahulu kala, China telah mengalami zaman banjir yang panjang, yaitu selama 22 tahun. Tanam-tanaman semua lenyap ditenggelamkan dan rumah pun habis musnah. Massa yang sudah kehilangan tempat tinggal dan sum… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.