Thursday, January 29, 2015

Ban Men Nong Fu

Li Bai yang hidup pada zaman Chunqiu ini, adalah seorang tukang kayu yang keahliannya tak tertandingi, baik dalam bidang seni ukir maupun arsitektur. Dia dianggap sebagai pendiri seni tukang kayu oleh rakyat China.

Menurut ceritanya, pada suatu hari, seorang penyair ternama di zaman Dinasti Ming, yaitu Mei Zhihuan telah tiba di satu tempat yang bernama Cai Shi Ji, yaitu di provinsi Anhui pada saat ini, untuk menziarahi kubur Li Bai, yaitu seorang penyair agung pada zaman Dinasti Tang. Cai Shi Ji di tepi Sungai Cai Shi ini dikatakan tempat Li Bai dimakamkan. Konon, ketika berjalan-jalan di tepi Sungai Cai Shi pada usia yang lanjut, Li Bai melihat bayangan bulan yang bersinar terang, terlihat sungguh indah di permukaan sungai itu. Dia sangat bersemangat, lalu membungkuk, dan mencoba menyentuh bayangan bulan itu. Sayang sekali, penyair agung itu terjatuh ke dalam sungai itu, lalu mati lemas. Sebagai penghormatan kepada Li Bai, setelah peristiwa tersebut, di pinggir sungai ini dijadikan tujuan wisata dengan bangunan makam Li Bai, Menara Dewa, dan Pavilion Menyentuh Bulan, yang terus menarik kunjungan wisatawan sampai sekarang ini. Sejak itu, sampai berabad-abad lamanya, pujangga dari berbagai tempat, banyak yang berkunjung ke sana untuk meninggalkan sajak mereka pada batu nisan Li Bai sebagai penghormatan kepada beliau, meskipun hasil tulisan mereka tidak bagus.

Ketika melihat kubur Li Bai tercemar begitu saja, Mei Zhi Huan sangat terkejut. Pikirnya, ada orang yang tidak tahu malu, meninggalkan apa yang disebutnya "sajak" di depan "Dewa Penyajak" ini. Maka, dengan hati yang duka dan marah, ia menghasilkan sebuah puisi yang isinya begini:

Di tepi sungai penyair agung bersemadi,

Li Bai namanya jaman dahulu disanjung tinggi,

Penyair jalanan datang dan pergi "menconteng" puisi,

Bagai menayangkan kapak di depan makam Li Bai.

Catatan Keterangan:

Peribahasa "Ban Men Nong Fu" yang membawa arti, ingin memamerkan pandai menggunakan kapak di depan Li Bai ini, digunakan untuk menyindir perbuatan yang mencoba menunjukkan kepandaian diri yang tidak seberapa di depan orang yang benar-benar pandai.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.