Wednesday, September 28, 2016

Sudan Selatan mengucapkan Terima kasih kepada China dan Dunia

Taban Deng Gai, wakil presiden pertama Sudan Selatan, berterima kasih kepada China dan anggota lain dari komunitas internasional untuk membantu negara termuda di dunia dalam upaya untuk mengakhiri konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang yang membutuhkan.

Dengan bantuan dari badan regional, termasuk Uni Afrika (AU), Otoritas Intergovernmental Pembangunan (IGAD), Uni Eropa (UE) dan China, "kami mencapai dan menandatangani Perjanjian tentang Resolusi Konflik di Sudan Selatan di Agustus 2015, yang saat ini terus melaksanakan, "katanya sambil menanggapi Debat Umum di Sidang Majelis Umum PBB.

"Izinkan saya pada saat ini, untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus dan terima kasih kepada PBB untuk bantuan kemanusiaan itu telah diberikan dan terus membuat orang-orang kami," kata Wapres.

"Saya ingin juga berterima kasih IGAD, AU Troika, Uni Eropa PBB dan China untuk upaya tak kenal lelah mereka dalam memastikan bahwa ada kesepakatan yang dicapai untuk mengakhiri konflik di Sudan Selatan untuk jalan damai dan stabil," katanya.

"Pada saat ini, saya dapat melaporkan kepada Anda dengan keyakinan bahwa situasi di negara kita stabil, damai dan bahwa pemerintah saya berfungsi dan kehidupan kembali normal kembali," katanya kepada 193-anggota Majelis Umum PBB, dalam sidang tahunan tanggal 20-26 September

Laporan Gai ini di Markas Besar PBB di New York terjadi setelah pertempuran Juli antara pasukan yang dipimpin oleh Presiden Salva Kiir dan mereka yang setia kepada Wakil Presiden Riek Machar menewaskan sedikitnya 272 orang dan memaksa lebih dari 100.000 mencari perlindungan di negara-negara tetangga.

Pasukan Kiir dan pasukan Machar telah menimbulkan perang saudara yang meletus pada bulan Desember tahun 2013. Sebuah kesepakatan damai yang ditandatangani pada bulan Agustus 2015 dengan para pemimpin saingan di bawah tekanan PBB gagal memadamkan kekerasan baru.

Machar, yang keberadaannya tetap tidak diketahui, telah bersumpah untuk melawan dan menggulingkan pemerintah Presiden Kiir kecuali kekuatan perlindungan disepakati oleh Uni Afrika dan PBB dikerahkan ke negara yang dilanda perang.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.