Monday, September 30, 2013

Jalur sutra baru Indonesia-China


'Tinggi dan berkembangnya budaya benua Asia tidak terlepas dari peran Jalur Sutra yang terjalin antara China dan negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia, berabad-abad yang lalu', demikian disampaikan Duta Besar RI Imron Cotan mengawali pertemuannya dengan pejabat nomor satu Fujian, Sekretaris Partai Komunis China (PKC) Fujian, Mr. You Quan di Fuzhou.

Untuk mengulangi kembali kejayaan budaya Asia di abad Asia ini, maka menciptakan interconnectivity laut, udara, dan komunikasi digital secara langsung antara Indonesia-China merupakan hal yang wajib dan penting untuk dilaksanakan oleh kedua negara, terlebih di era globalisasi yang penuh dengan tantangan saat ini.

Penciptaan jalur sutra baru tersebut selain akan sangat membantu memperat hubungan kedua negara, juga akan mendorong secara signifikan investasi dan perdagangan dua arah antara Indonesia dan RRC.

Lebih lanjut, Dubes RI menggarisbawahi arti strategis Fujian dalam memainkan peran menghubungkan Indonesia-China secara langsung. Di samping didukung oleh posisi geografisnya yang dekat dengan Indonesia, Fujian juga merupakan wilayah asal mayoritas penduduk Indonesia keturunan Tionghoa.

Mr. You Quan yang didampingi oleh Sekjen PKC Fujian, Mr. Ye Shuangyu dan Wakil Gubernur Mr. Zheng Xiaosong menyatakan sepakat dengan pernyataan Duta Besar RI serta menegaskan bahwa Provinsi Fujian berkeinginan pula untuk turut meningkatkan kerjasama kedua negara melalui penciptaan konektivitas langsung antara Indonesia dan Fujian.

Disampaikan lebih lanjut oleh Mr. You Quan bahwa dengan didukung tiga kota pelabuhan utama, Fujian memiliki kemampuan yang lebih untuk terkoneksikan secara langsung dengan Indonesia. Di samping itu, provinsi ini juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dengan daya beli masyarakat yang kuat.

Ditegaskan oleh Sekretaris PKC Fujian, interconnectivity ini akan sangat membantu meningkatkan volume perdagangan dan investasi kedua pihak yang pada gilirannya akan menyejahterakan penduduk kedua negara. Terlebih di saat ini, Pemerintah RRC sedang giat-giatnya mencanangkan kebijakan 'go global policy' yang mendorong pengusaha dalam negerinya berekspansi ke pasar internasional.

Di akhir pertemuan kedua pihak sepakat bahwa menghidupkan kembali jalur sutra antara Indonesia-China di abad modern ini menjadi sesuatu yang tidak terelakkan lagi dengan mempertimbangkan intensitas dan potensi ekonomi perdagangan kedua negara.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.