Wednesday, June 5, 2013

Mesjid Xinjie di kota Luoyang




Masjid Xinjie terletak di Chanhe, daerah pemukiman etnis Hui di kota Luoyang, provinsi Henan, China. Lebih 1000 tahun yang lalu, Luoyang sebagai ibukota timur dari zaman Dinasti Tang, merupakan salah satu kota yang penting dalam Jalur Sutra Darat dan Jalur Rempah Laut, ia menarik sejumlah besar pedagang dari China dan negara-negara Arab. Pada zaman itu, daerah Chanhe di kota Luoyang merupakan pusat perdagangan. Banyak saudagar dari Arab dan Persia membuka toko rempah, sehingga kebanyakan keturunan mereka menetap di sini.

Pada zaman Dinasti Yuan, jumlah penduduk etnis Hui yang beragama Islam yang bermigrasi ke daerah Chanhe bertambah. Saat ini, masih ada bekas bangunan masjid yang dibangun pada zaman itu di kota Luoyang. Masjid Xinjie yang berusia lebih 400 tahun merupakan salah satu masjid tertua di kota Luoyang. Pada zaman pemerintahan Kaisar Xianfeng (1850-1861) Dinasti Qing, masjid itu hancur akibat banjir karena air Sungai Chanhe yang melimpah. Umat ​​Islam lokal berkontribusi sumbangan untuk membangun kembali masjid tersebut. Masjid baru menjadi masjid yang paling besar dan paling terkenal di kota Luoyang.

Sewaktu panglima tentara Kuomintang, Jenderal Feng Yuxiang menempatkan pasukan militernya di kota Luoyang pada tahun 1927, ia mengeluarkan perintah supaya menghancurkan semua tempat keagamaan seperti kuil dan masjid. Dengan jasa baik tokoh masyarakat yang terkenal termasuk Liang Wendou dan Ma Liangxiang, Masjid Xinjie selamat dari gerakan itu. Selanjutnya, Asosiasi Islam China cabang Luoyang dan Asosiasi Menyelamatkan peninggalan Islam China cabang provinsi Henan telah didirikan di masjid tersebut.

Menteri Pertahanan selama pemerintahan Kuomintang, Bai Chongxi yang beragama Islam pernah mengunjungi Masjid Xinjie pada tahun 1940 dan 1942. Dia mengadakan pertemuan berbagai lapisan umat Islam di masjid tersebut untuk menyeru mereka bersatu untuk melawan invasi tentara Jepang.

Pada tahun 1944, tentara Jepang menyerang kota Luoyang. Pasukan Kuomintang menghancurkan sebagian bangunan masjid ini untuk membangun benteng pertahanan. Ketika pasukan Jepang merebut kota Luoyang, mereka telah membakar masjid ini.

Pada tahun 1945, umat Islam setempat membangun kembali Masjid Xinjie. Bangunan masjid baru yang dibangun di area luasnya lebih 16 ribu meter persegi memiliki arsitektur tradisional China.

Related Posts:

  • Kerajinan sutra tradisional UygursAtlas adalah jenis sutra tradisional asal Xinjiang yang berarti "anggun" dalam  bahasa Uyghur. Dikenal karena kelembutan, ringan, dan pola berwarna cerah, itu dibuat dengan teknik tinggi dan sangat populer di kalangan wa… Read More
  • Festival Topeng di barat daya China Aktor drama lokal tampil dalam operaTunbao di sebuah festival topeng yang diadakan di Anshun di Provinsi Guizhou barat daya China, festival topeng berlangsung tiga hari dari Orang-orang Tunbao, yang tinggal di seki… Read More
  • Festival Anzhaonadun Festival terlama di Dunia Festival Anzhaonadun, di kabupaten otonom Minhe Hui dan Tu di kota Haidong, provinsi Qinghai, di barat laut China. tradisional "Anzhaonadun", yang berarti "hiburan hangat" dalam bahasa Tu, adalah karnaval tahuna… Read More
  • Warga etnis Miao di China rayakan Festival NaoyuWanita dari kelompok etnis Miao melakukan tarian selama Festival "Naoyu" di desa Ma'an kabupaten Congjiang, provinsi Guizhou barat daya China, Festival "Naoyu" adalah kebiasaan tradisional etnis Miao dengan sejarah lebih dari… Read More
  • Festival budaya Opera Tibet Seorang anak laki-laki memakai masker Opera Tibet saat menonton festival budaya Opera Tibet di desa Gyabrag di Kabupaten Doilungdeqen dari Lhasa City, Daerah Otonomi Tibet di China barat-daya, Delapan kelompok-k… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.