Tuesday, August 31, 2010

Kota Angin Mamiri

Awal Kota Makassar

Dalam sejarah kelahirannya, awal kota dan Bandar Makassar berada di muara sungai Tallo dengan pelabuhan niaga kecil diwilayah itu pada penghujung abad XV. Bandar Tallo itu awalnya berada dibawah Kerajaan Siang di sekitar Pangkajene, tetapi pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajajaan bernama Gowa dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang. Semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo dan membangun pertahanan benteng Somba Opu, kemudian seratus tahun berikutnya menjadi wilayah inti Kota Makassar.

Fort Rotterdam ( Benteng Rotterdam )

Benteng Rotterdam juga dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang ( Jum Pandang ), dibangun di tahun 1545 oleh raja Gowa IX yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'rir' Kallonna Karaeng Tunipalangga adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa - Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat kota Makassar, Sulawesi Selatan. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke 14 Sultan Alauddin, konstruksi benteng ini diganti menjadi batu Pdas yang bersumber dari pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi kerajaan Gowa, bahwa penyu dapt hidup didarat maupun di laut. Begitupun dengan kerajajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun dilautan.

Monumen Mandala

Monumen ini dibangun untuk memperingati dan menjadikan pedoman nilai-nilai kepahlawanan bangsa Indonesia dalam usaha membebaskan Irian Barat dari tangan kolonial pada tahun 1963. Lokasi monumen ini di Jalan Jenderal Sudirman

Makam Pageran Diponegoro

Makam Pangeran Diponegoro terletak di tengah kota Makassar, tepatnya di Jalan Diponegoro. Beliau adalah anak dari Sultan Hamengku Buwono III dari dari Yogyakarta dan merupakan salah seorang raja terakhir dari kerajaan Jawa yang melakukan perlawanan terhadap Belanda, yang dikenal dengan perang Jawa pada tahun 1825 - 1830. Perang terjadi karena perlawanan terhadap ketidakpuasan sistem pajak dan pengaturan hak kepemilikan tanah yang tidak adil.

Masjid Al Markas Al Islami Jenderal M. Yusuf ( Islamic Centre )

Merupakan salah satu masjid termegah di Asia, dan merupakan yang terbesar di bagian timur Indonesia. Bangunan utamanya merupakan sebuah mesjid yang berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan Islamic Center, berdiri diatas area seluas 10 hektar.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.