Thursday, January 14, 2010

Pengintegrasian Ekonomi Regional Tiongkok-ASEAN

Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) yang diresmikan tanggal 1 Januari lalu adalah kawasan perdagangan bebas pertama yang dinegosiasikan Tiongkok dengan negara lain, juga kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia yang terdiri dari negara-negara berkembang. Dengan diresmikannya CAFTA, Tiongkok dan 10 anggota ASEAN mulai memasuki era tarif nol persen, dan peningkatan taraf liberalisasi perdagangan sedang mempercepat proses pengintegrasian eknomi regional.

Dalam Forum CAFTA di Kota Nanning, Daerah Otonom Zhuang Guangxi baru-baru ini, Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Yi Xiaozhun menyatakan, dengan diresmikannya CAFTA, fasilitasi perdagangan dan investasi antara Tiongkok dan ASEAN akan mengalami peningkatan lebih besar, perusahaan dan masyarakat kedua pihak akan mendapat keuntungan daripadanya. Dikatakannya:"Mulai 1 Januari tahun 2010, tarif nol persen akan diterapkan untuk lebih 90 persen produk Tiongkok dan 6 anggota lama ASEAN yakni Indonesia, Brunei, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Dan liberalisasi perdagangan antara Tiongkok dan 4 anggota baru ASEAN yakni Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar juga akan mencapai taraf yang sama pada tahun 2015. Dengan adanya pengaturan sistemik CAFTA yang menguntungkan kedua belah pihak itu, Tiongkok dan para anggota ASEAN dapat berbagi efisiensi pengintegrasian ekonomi dengan memperluas akses pasar serta menghilangkan pagar perdagangan dan investasi dengan memperhatikan sepenuhnya taraf perkembangan ekonomi dan daya tahan pasar masing-masing pihak."

Skala saling investasi antara Tiongkok dan ASEAN juga terus diperluas pada tahun-tahun terakhir ini. Investasi langsung Tiongkok di ASEAN meningkat dari 230 juta dolar Amerika pada tahun 2003 menjadi 2,18 miliar dolar Amerika tahun 2008, mencatat kenaikan hampir 9 kali lipat. Semakin banyak perusahaan Tiongkok menjadikan negara-negara ASEAN sebagai tempat tujuan investasi.

Wakil Perdana Menteri Laosavat Lengsavad menyatakan, untuk mendorong perkembangan lebih cepat kawasan perdagangan bebas, adalah sangat perlu meningkatkan investasi kedua pihak, khususnya investasi di bidang pembangunan infrastruktur. Dikatakannya:"Laos telah ambil bagian dalam pembangunan jalan bebas hambatan Kunming-Bangkok. Laos sangat ingin bersama-sama melaksanakan proyek pembangunan jalan kereta api pan-Asia yang menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN sejalan dengan kemajuan lebih cepat Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN."

Sebagai satu-satunya provinsi yang mempunyai perbatasan darat dan jalur lalu lintas laut dengan negara-negara ASEAN, Daerah Otonom Zhuang Guangxi adalah kubu depan dan jendela pertukaran dan kerjasama antara Tiongkok dan ASEAN. Dalam kurun waktu antara tahun 2004 dan 2008, nilai perdagangan antara Guangxi dan ASEAN meningkat 300 persen, investasi Guangxi di ASEAN bertambah 26 kali lipat, sedang investasi riil ASEAN di Guangxi juga meningkat lebih 4 kali lipat. Ketua Daerah Otonom Zhuang Guangxi, Ma Biao menyatakan, dengan diresmikannya CAFTA, Guangxi akan memperluas kerjasama dengan negara-negara ASEAN. Dikatakannya:"Guangxi bersedia bersama berbagai pihak melaksanakan rencana aksi terkait, melaksanakan sejumlah proyek penting di bidang-bidang infrastruktur, pertanian, pariwisata dan kawasan kerjasama ekonomi lintas perbatasan, meningkatkan kerjasama bandar perbatasan, meningkatkan efisiensi pemrosesan prosedur kepabeanan di bandar-bandar pintu, melakukan percobaan pelayanan pemeriksaan di bawah satu atap, mendorong fasilitasi pemrosesan prosedur kepabeanan, mempercepat pelaksanaan percobaan penyelesaian penghitungan perdagangan lintas perbatasan dengan mata uang renminbi, dan mendorong kerjasama angkutan lintas perbatasan agar angkutan barang dan personel negara-negara yang bertetangga dapat langsung mencapai tempat tujuan di wilayah pihak lain."

Setelah diresmikannya CAFTA, perusahaan kedua pihak akan paling langsung merasakan keuntungan yang diberikan. Pembantu Presiden Grup Perusahaan Konka, Lu Yan mengatakan, perusahaannya akan meningkatkan riset dan pengembangan produk di lokal, dan mengadakan jalur penjualan lokal di Indonesia, Malaysia dan Thailand guna memenuhi kebutuhan riil negara-negara ASEAN akan produk. Dikatakannya:"Misalnya, di sejumlah negara ASEAN, sinyal televisi di daerah pegunungan sangat lemah, maka kami akan khusus merancang pesawat televisi yang daya penerima sinyannya lebih kuat untuk penduduk setempat."

Cara seperti itu selain dapat dengan lebih baik merintis pasar ASEAN, juga dapat membawa lebih banyak kemudahan bagi kehidupan masyarakat setempat.

Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Cam Tu menyatakan, "Setelah CAFTA diresmikan, Tiongkok dan ASEAN selain perlu meningkatkan kerjasama di bidang piranti keras seperti infrastruktur, juga perlu memperkuat kerjasama di bidang piranti lunak, antara lain mengenai prosedur kepabeanan dan surat tanda asal produk, guna menurunkan biaya operasi perusahaan, agar perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dari liberalisasi perdagangan." Demikian kata Wakil Menteri Nguyen Cam Tu dari Vietnam.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.