Di China ada pepatah yang berbunyi bahwa "Tiupu Daya Tidak Pernah Berakhir pada Perang". Taktik "Berlagak Berani" berarti, jika kekuatan pertahanan sebuah kota kurang, pihak yang mempertahankan kota itu bolehlah membiarkan kondisi itu, kecurigaan pihak musuh akan bertambah. Jika tidak siap menghadapi musuh yang kuat, ahli strategi yang berpengalaman dan berani biasanya memperdaya musuh dengan cara memberi gambaran bahwa penduduk di kota itu hidup aman tenteram. Dengan itu, musuhnya akan menganggap bahwa ada tentara yang berjumlah besar bermarkas di Kota itu, dan mereka akan mundur karena takut.
Berdasarkan catatan sejarah, taktik tersebut digunakan pada awal abad ke-7 SM. Taktik itu diketahui oleh umum ketika digunakan oleh ahli strategi terkenal pada zaman kuno China, yaitu Zhuge Liang, dalam satu perang yang penting.
Penggunaan taktik itu diceritakan dengan hidup sekali dalam buku klasik kuno China, "Roman Pemerintah Tiga Negeri". Pada zaman pemerintah tiga negara itu, yaitu kira-kira pada abad ke-3, Negeri Wei, Negeri Shu dan Negara Wu menjadi tiga negara yang paling kuat. Ahli strategi negeri Shu, Zhuge Liang sangat bijaksana, sementara, penasihat Raja Negeri Wei, Sima Yi juga cerdik. Dalam satu pertempuran, tentara di bawah Zhuge Liang gagal mempertahankan satu tempat strategis, yaitu Jieting. Sima Yi memimpin pasukan yang berjumlah 150.000 orang menuju ke kota basis militer Zhuge Liang. Tapi, Zhuge Liang hanya memiliki 5000 orang tentara yang bermarkas di kota itu. Untuk menghadapi musuh yang besar dan kuat ini, Zhuge Liang berlagak berani dan tenang. Dia menempatkan tentara yang berjumlah kecil itu di luar kota, dan membuka semua pintu kota itu. Pada setiap pintu, 20 orang prajurit menyamar menjadi orang sipil dan menyapu jalan. Orang sipil dan prajurit yang lain disuruh berada di rumah dengan tenang. Pada saat itu, Zhuge Liang naik ke menara di atas pintu kota dengan membawa dua orang pengiring lalu memainkan alat musik.
Ketika menyaksikan suasana yang sangat santai itu, Sima Yi rasa terkejut dan curiga, mungkin tentara dengan jumlah yang besar sudah ditempatkan dalam kota itu, dan sedang menunggu mereka. Maka dia pun mengundurkan pasukannya.
Zhuge Liang menggunakan kecurigaan Sima Yi dan menangkis serangan tentara yang berjumlah 150.000 orang dengan taktik itu. "Berlagak Berani" adalah taktik yang berisiko. Mundur ke daerah yang aman atau membawa masuk tentara tambahan harus dilaksanakan segera setelah taktik itu digunakan.
Thursday, June 1, 2017
Cerita taktik peperangan berlagak berani
Related Posts:
Kertas di Luoyang mahal sekali Zuo Si adalah seorang sastrawan yang tersohor di China pada zaman Dinasti Jin. Sebenarnya, dia seorang anak nakal yang tidak mau menuntut ilmu ketika masih kecil. Hal itu sangat memeningkan kepala orangtuanya.Pada suatu har… Read More
Terkejut ketika terdengar deruan angin dan suara burung jenjang Pada zaman Dinasti Jin Timur, raja negeri Qianqin, Fu Jian telah menguasai bagian utara China. Pada tahun 383 Masehi, beliau berencana untuk menyerang negeri Jin di sebelah selatan. Ketika mendapat berita bahwa jumlah tenta… Read More
Stasiun kereta api ArxanStasiun kereta api Arxan adalah stasiun terkecil namun memiliki arsitektur yang indah di China, terletak di Arxan City, Daerah Otonom Mongolia Dalam. Stasiun ini di bangun pada tahun 1937.. … Read More
"Yi Ming Jing Ren" ini digunakan untuk menyindir orang atau golongan yang tidak tahu menghargai bakat Pada zaman Negara-Negara Berperang, negeri Qi diperintah oleh raja Qiwei. Namun, beliau selalu bersikap acuh tak acuh terhadap urusan negara, dan asyik menghabiskan waktu dengan minum alkohol dan makan sepuas-puasnya sambil… Read More
Sanggup Menerima Penghinaan Biarpun Diminta Merangkak di Bawah Kelangkang Orang Han Xin adalah seorang pemimpin militer yang tersohor dalam sejarah China. Dia dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat miskin, dan orang tuanya telah meninggal dunia sejak dia masih kecil,. Sebelum bertugas di pasukan,… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.