Sejarah menunjukkan bahwa masyarakat etnis Uigur di wilayah otonomi Xinjiang mulai membuat nang, sejenis pancake, sekitar 2.000 tahun lalu. Penduduk setempat menggunakan tepung yang dicampur dengan air dan garam serta ragi yang digunakan untuk menaikkan adonan atau adonan lalu membuat adonan atau adonan tersebut bentuk bulat dengan tipis di bagian tengah dan sedikit tebal di bagian tepi.
Nang merupakan makanan wajib dalam diet harian penduduk etnis Uigur. Maklum, Qawuta, sejenis nang raksasa dari kabupaten Kuqa, yang juga dikenal sebagai HemekNan di daerah lain di wilayah Xinjiang, dibuat dengan menggunakan 2,3 kilogram tepung dan diameternya mencatat 50 sampai 70 sentimeter, sedangkan yang paling kecil pula sebesar cangkir dengan tebalnya sekitar satu sentimeter.
Menurut catatan, kata "nang" berasal dari bahasa Persia dan lebih banyak digunakan di Semenanjung Arab, Turki dan negara-negara di Asia Tengah. Dahulu, etnis Uigur menyebutnya sebagai "Hemek". Ketika agama Islam tersebar dengan luas di Xinjiang, barulah makanan tersebut disebut nang. Makanan ini selalu disajikan saat menerima kunjungan tamu.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.