Kemampuan China yang tumbuh pesat dalam teknologi ruang angkasa dapat melemahkan kekuatan militer AS jika Beijing terpaksa memaksa Taiwan untuk bergabung ke China secara/dengan kekuatan Militer, sebuah studi yang dirilis oleh sebuah komisi dan Kongres AS.
Militer China dapat dengan cepat meningkatkan program ruang angkasa (Satelit) untuk memajukan kepentingan negaranya "dalam hal membela kedaulatan dan keutuhan wilayah," demikian kata laporan setebal 84-halaman dari Proyek 2049 Institute, sebuah kelompok riset di Asia-Pasifik masalah keamanan.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sejak berakhirnya perang saudara China tahun 1949 dan telah bersumpah untuk mengembalikan pulau itu dalam kekuasaan China jika perlu dengan kekerasan.
Washington, di bawah UU Hubungan dengan Taiwan 1979, memiliki kepentingan untuk melindungi Taiwan. walaupun AS tidak menempatkan kekuatan Militer atau pangkalan Militer di Taiwan seperti yang di lakukan AS di Kores dan Jepang.
Penelitian mengatakan dorongan China untuk tumbuh di program ruang angkasa "dapat mempersulit kebebasan AS dalam melakukan aksi di kawasan Asia-Pasifik" misalnya, karena Beijing dapat menggunakan satelit untuk melacak pesawat terbang maupun kapal perang AS dan akan meluncurkan ke target mereka dengan rudal balistik anti kapal seperti Rudal DF-21D.
PLA memiliki kemampuannya untuk memantau perkembangan di kawasan Asia-Pasifik melalui sistem Satelit, komunikasi dan satelit penginderaan navigasi, Proyek 2049 Institute mengatakan. saat ini satelit mata2 China melakukan pemantauan terhadap kapal selam AS yang berkeliaran di Asia-Pasifik.
Aset dari satelit tersebut dapat membantu China dalam memperluas target sepanjang barat Samudera Pasifik, Laut China Selatan dan tempat lain di seluruh dunia, menurut laporan tersebut.
Di antara target potensial adalah Kapal Induk AS yang dapat di hancurkan dengan rudal balistik anti kapal, jika militer AS melakukan intervensi.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.