Sunday, March 8, 2020

Hutan batu Beilin


Kalau sudah tiba di Xi'an, rugi rasanya kalau tidak singgah di Museum Beilin. Mungkin mendengar nama "museum" tidak menimbulkan gairah seperti mendengar kata "belanja", namun jika Anda memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk melihat harta yang tersimpan di Museum Beilin, Anda pasti tersenyum bahagia, tatkala melalui pintu keluar museum tersebut.

Apakah keistimewaan museum tersebut? pasti yang tersimpan di situ adalah barang-barang lama. Memang di Museum Beilin tersimpan 4000 batu-batu yang telah diukir dengan berbagai bentuk tulisan, di samping telah bersejarah hampir 900 tahun yang lalu. Saat memasuki museum ini, Anda akan lupa yang Anda memasuki museum karena lingkungannya seumpama Anda berada di dalam sebuah taman. Pepohonan yang tumbuh menghijau di kiri dan kanan Anda menimbulkan suasana damai, selain kenyamanan yang begitu menyegarkan. Suara burung yang berkicau-kicau membuat Anda merasa seolah-olah Anda sedang melintasi daerah hutan belantara. Sementara, paviliun tertutup kuning di pintu masuk museum tersebut, yang dibangun oleh keluarga kerajaan, menambahkan kemegahan museum tersebut.

Dengan lingkungan yang bersih dan koleksi yang berharga, waktu yang dihabiskan di Museum Beilin pasti sangat layak. Perlahan-lahan menikmati batu-batu yang terukir berbagai tulisan dan kaligrafi unik sambil meneliti sejarahnya satu persatu, tentu akan menciptakan efek baru dalam diri, yaitu semangat untuk terus mendalami dan mempelajari budaya China. Orang zaman dahulu, meskipun hidup mereka serba sederhana, namun sarat dengan filosofi dan hikmah. Setiap kata-kata dan tulisan mereka penuh dengan berbagai ajaran dan pedoman hidup.

Di situ Anda berpeluang untuk menghayati tulisan dan kaligrafi yang dihasilkan oleh Yan Zhenqing. Yan Zhenqing, yang banyak menulis tentang keluarga Yan, dikatakan sangat disukai oleh rakyat China karena hasil karyanya yang sungguh memikat hati. Kalau karya Yan Zhenqing sudah hebat, karya Liu Gongquan juga sangat istimewa dan terkenal dalam sejarah China. Jika dibandingkan dari segi bentuk tulisan, huruf-huruf yang ditulis oleh Yan lebih besar dan bulat, sedangkan huruf-huruf Liu lebih panjang, tinggi dan kurus, serta lebih sulit untuk dipelajari. Namun, ada seorang lagi penulis yang lebih hebat dari kedua penulis sebelumnya, yaitu Wang Yi Zhi. Wang Yi Zhi yang terkenal pada zaman Dinasti Jin Timur turut digelar pendeta kaligrafi. Karena hasil-hasil karya Wang Yi Zhi sangat diminati oleh Kaisar Taizhong, maka beliau telah memerintahkan pegawainya untuk mengumpulkan semua karya Wang Yi Zhi.

Selain itu, dalam sejarah China juga ada biksu yang suka minum arak, namun berkemampuan untuk memproduksi kaligrafi dengan gaya yang sangat menarik dan unik. Sami tersebut, yaitu Huaisu dan Zhang Xu akan mulai menulis setelah minum alkohol. Istimewanya ketika Huaisu menulis, tulisan tersebut tidak akan terputus, dari huruf pertama sampai huruf terakhir. Jadi, Huaisi sangat terkenal dengan panggilan "script tulisan sambung berconteng-conteng". Sementara, Zhang Xu, yang juga dikenal sebagai "Zhang gila", ketika terlalu gembira setelah minum arak, ia akan membuka topi dan menulis kaligrafi dengan menggunakan rambutnya. Jika Anda ingin melihat keunikan kaligrafi dua biksu tersebut, di samping kaligrafi penulis lain Anda harus mengunjungi Museum Beilin.

Selain itu, ada satu teknik penyalinan yang cukup menarik untuk dilihat. Jika pada zaman ini, para siswa sangat mudah untuk menyalin catatan dengan adanya mesin printer, namun berbeda dengan siswa zaman dahulu. Ekoran payahnya proses menuntut ilmu itulah yang menyebabkan mereka sangat menghargai ilmu dan menghormati guru. Di situ, akan ditunjukkan cara menyalin catatan dengan melekatkan kertas pada dinding batu yang ada tulisan dan gambar. Menarik, bukan?

Kalau berada di hutan batu biasanya tidak banyak yang dapat dihayati, tetapi berada di hutan batu Beilin, Anda pasti dapat menimba berbagai ilmu, di samping memperbaiki potensi diri. CRI

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.