Wednesday, September 27, 2017

Jet tempur China mampu mengendalikan pesawat tak berawak dari jarak jauh

Jet tempur China akan bisa mengendalikan drone jarak jauh dengan satelit dalam waktu lima tahun, kata para ahli.

Pesawat tempur stealth generasi kelima China J-20 dan J-31 akan mampu memobilisasi pesawat tak berawak untuk berperang dengan menjadi platform kontrol mereka, Xu Yongling, seorang pilot uji coba PLA yang telah pensiun dan seorang ahli di Chinese Society of Aeronautics and Astronautics, mengatakan pada sebuah seminar pertahanan baru-baru ini, lapor surat kabar Cankaoxiaoxi.

Xu menjelaskan kepada Global Times bahwa "China dapat mencapai teknologinya dalam waktu lima tahun. Jet tempur China akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan pesawat tak berawak secara real time dalam pertempuran dimanapun termasuk di samudera pasifik dan Laut China Selatan."

Jet tempur berawak dapat dengan mudah mengendalikan dari jarak jauh armada pesawat tak berawak kecil dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI). Tapi satelit dibutuhkan untuk jet tempur untuk memiliki fleksibilitas dalam mengendalikan pesawat tak berawak dan mengubah misi mereka dalam situasi yang berubah, menurut Xu.

J-20 dan J-31 dapat mengendalikan dari jarak jauh dengan enam pesawat tak berawak besar yang dilengkapi rudal atau armada yang terdiri dari pesawat tak berawak kecil yang dilengkapi dengan teknologi AI, Fu Qianshao, pakar pertahanan udara lainnya mengatakan.

Akan lebih baik bagi satu pilot jet untuk dilengkapi dengan co-pilot terkomputerisasi untuk memproses informasi dari sensor buatan, Fu mengatakan kepada Global Times.

Teknologi AI jauh lebih mungkin untuk pertama kali digunakan di pesawat pilot kembar, seperti jet tempur generasi ketiga seperti J-10 dan J-16. Seorang pilot akan memproses data yang dikirim dari pesawat tak berawak, sementara pilot lainnya berfokus pada misi berawak, kata Fu.

Namun, Xu mengaku teknologinya menimbulkan masalah. "Tidak diketahui apakah jet tempur dapat mengonfigurasi ulang misi drone pada waktunya dengan perintah keyboard. Pesawat tak berawak sekarang diprogram, yang berarti misi mereka tidak dapat diubah di udara."

Ilmuwan Kepala Angkatan Udara AS Gregory Zacharias dikutip oleh majalah AS, National Interest pada bulan Juli yang mengatakan bahwa jet tempur F-35, F-22 dan pesawat tempur lainnya akan menggunakan AI untuk mengendalikan sayap pesawat tak berawak di daerah berisiko tinggi juga.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.