Dalam 36 Taktik Perang, "Berpura-pura bodoh" berarti walaupaun memiliki kekuatan yang besar, namun, menyembunyikannya dengan berpura-pura mabuk, gila atau bodoh, sehingga musuh menjadi sombong dan meremehkannya. Ini memberikan kesempatan untuk menghilangkan musuh itu.
Taktik ini sering digunakan oleh politisi. Ketika situasi tidak memberikan manfaat kepada mereka, mereka akan berpura-pura tidak memiliki apa-apa keahlian atau cita-cita politik yang besar, sehingga musuh memperlekehkan mereka. Ketika itu, mereka akan mencari kesempatan untuk menghapus musuh dan mewujudkan cita-cita sendiri.
Misalnya, Cao Cao dan Liu Bei adalah dua orang politisi yang memiliki cita-cita untuk menyatukan China pada abad ke-3. Tapi, kekuatan Liu Bei agak kurang dibandingkan dengan Cao Cao. Oleh sebab itu, ia selalu berpura-pura sangat patuh kepada Cao Cao. Pada satu hari, Cao Cao mengajak Liu Bei untuk makan bersama-sama. Ketika itu, Cao Cao bertanya kepada Liu Bei siapakah pahlawan pada masa itu menurut pandangannya. Liu Bei menyatakan beberapa tokoh yang terkenal pada masa itu sebagai pahlawan. Tapi, Cao Cao berkata: "Hanya Anda dan saylah pahlawan nyata di seluruh negara." Liu Bei sangat terkejut mendengar kata tersebut, dan sepit pun terjatuh dari tangannya. Dia takut Cao Cao telah memahami ambisi politiknya. Ketika itu, guruh terdengar berdentum-dentum di langit. Liu Bei segera menjelaskan bahwa bunyi guruh telah mengejutkannya sehingga sepit di tangannya terjatuh. Cao Cao berpendapat orang yang terkejut oleh bunyi guruh tidak mungkin menjadi pahlawan yang handal dan mulai memperlekehkan Liu Bei. Peluang ini digunakan oleh Liu Bei untuk mendirikan negara sendiri dan kemudian berjuang dengan Cao Cao beberapa lama untuk menyatukan negara.
Kini, taktik tersebut juga sering digunakan dalam perdagangan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Lawan atau persaing harus menganalisis situasi secara menyeluruh dan jangan mengambil keputusan dengan terburu-buru berdasarkan perilaku atau perkataan pihak lain saja.
Tuesday, October 11, 2016
36 Taktik Peperangan: Berpura-pura Bodoh
Related Posts:
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna lagi Pada zaman Periode Negara berperang, seorang bangsawan di Negeri Chu memberikan sebotol arak kepada para pembantunya setelah upacara memuja nenek moyangnya berakhir. Ada seorang pembantu mengajukan proposal:"Kita hanya dibe… Read More
Sanggup Menerima Penghinaan Biarpun Diminta Merangkak di Bawah Kelangkang Orang Han Xin adalah seorang pemimpin militer yang tersohor dalam sejarah China. Dia dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat miskin, dan orang tuanya telah meninggal dunia sejak dia masih kecil,. Sebelum bertugas di pasukan,… Read More
"Yi Ming Jing Ren" ini digunakan untuk menyindir orang atau golongan yang tidak tahu menghargai bakat Pada zaman Negara-Negara Berperang, negeri Qi diperintah oleh raja Qiwei. Namun, beliau selalu bersikap acuh tak acuh terhadap urusan negara, dan asyik menghabiskan waktu dengan minum alkohol dan makan sepuas-puasnya sambil… Read More
Setiap Kali Memanah, Panahan Tepat pada Sasaran Pada zaman Negara-Negara Berperang, di Negeri Chu, ada seorang pria yang bernama Yang Youji yang sangat pandai memanah.Pada suatu hari, dia berdiri pada jarak seratus langkah dari pohon willow, kemudian menyiapkan anak pana… Read More
Terkejut ketika terdengar deruan angin dan suara burung jenjang Pada zaman Dinasti Jin Timur, raja negeri Qianqin, Fu Jian telah menguasai bagian utara China. Pada tahun 383 Masehi, beliau berencana untuk menyerang negeri Jin di sebelah selatan. Ketika mendapat berita bahwa jumlah tenta… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.