Thursday, February 8, 2018

Bukan lautan hanya kolam susu

Wabah campak dan kekurangan gizi yang menewaskan puluhan anak di Provinsi Papua di Indonesia telah berakhir, kata pihak berwenang.

Angka resmi menunjukkan total 72 anak meninggal sementara ratusan lainnya sakit akibat wabah campak, yang menyerang beberapa komunitas terisolasi di distrik Asmat di Papua antara bulan September 2017 dan 4 Februari 2018, kata pejabat setempat.

Tidak ada kasus campak baru yang diidentifikasi setelah penempatan tim militer dan medis ke wilayah tersebut bulan lalu.

"Status kejadian campak yang luar biasa telah dicabut dan sudah selesai," kata kepala distrik Asmat Elisa Kambu dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada angka yang pasti untuk jumlah anak yang sakit tapi angka resmi sebelumnya mengatakan angka tersebut mencapai 800 orang.

Pernyataan tersebut menandai terjadinya de-eskalasi krisis kesehatan yang pertama kali dipublikasikan pada pertengahan Januari yang menyoroti kurangnya perawatan medis dan layanan dasar lainnya di wilayah pedalaman Papua.

Provinsi Papua telah menjadi lokasi pemberontakan tingkat rendah melawan pemerintahan Jakarta selama beberapa dekade dan tetap menjadi wilayah paling miskin di negara kepulauan yang terletak di Asia Tenggara ini.

Rekaman video yang menunjukkan anak-anak kurus dengan rusuk terbuka di rumah sakit yang dilengkapi dengan peralatan sederhana memberi kritik bahwa kekayaan dari sumber daya alam melimpah di kawasan ini tidak terbagi secara merata dengan populasi etnis Papua.

Presiden Joko Widodo memerintahkan tim militer dan medis ke beberapa lokasi di wilayah yang luas untuk mengobati orang sakit dan melakukan kampanye imunisasi massal.

Namun kepala tim medis militer mengakui kepada AFP bahwa tanggapan Jakarta atas masalah ini lamban.

Para pengamat menyalahkan krisis tersebut pada perpaduan yang rumit antara kelambanan pemerintah, kurangnya lapangan kerja, rintangan logistik dalam menjangkau masyarakat terpencil dan upaya pemukiman kembali yang mengalami kendala karena kebiasaan hidup tradisional masyarakat Papua.

Padahal Indonesia adalah negara yang kaya raya, bahkan ada lagu KOESPLUS yang berlirik :


Bukan lautan hanya kolam susu,
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui.
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman



Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.