Thursday, November 2, 2017

.Kapal Perusak Kawal Rudal I Gusti Ngurah Rai-332.



Kapal perang pesanan TNI AL jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) kedua diserahterimakan kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryaccudu di Galangan PT PAL Indonesia, Kawasan Timur, Surabaya, Senin.

Penyerahan dilakukan karena pengerjaan kapal telah rampung dikerjakan oleh PT PAL Indonesia yang bekerja sama dengan galangan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS). Kapal diberinama I Gusti Ngurah Rai-332.

"Dengan adanya serah terima hari ini ini, saya resmikan kapal I Gusti Ngurah Rai-332 sebagai kapal perang resmi TNI AL Republik Indonesia," kata Ryaccudu, saat membacakan peresmian serah terima kapal.

Dalam kesempatan itu, Ryaccudu yang didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga mengukuhkan Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332, dan resmi masuk dalam jajaran TNI AL.

"Saya yakin hadirnya kapal ini akan memperkuat jajaran TNI AL dan mampu menegakkan keutuhan NKRI dan hukum di laut sesuai hukum nasional dan internasional," katanya.

Sebelumnya, penyerahan proyek pertama kapal sejenis dilakukan pada awal tahun ini, dan juga dikerjakan bersama PT PAL Indonesia bersama Belanda melalui proses Alih Teknologi.

Kapal dengan nomor proyek pembangunan W000294 ini diserahkan setelah melalui serangkaian proses dan pengujian yang dimulai dengan pemotongan plat pertama (First Steel Cutting) pada 17 September 2014.

Dilanjutkan dengan peletakan lunas (Keel Laying) pada 18 Januari 2016 dan diluncurkan awal pada 20 September 2016, kemudian dilakukan dengan berbagai serangkaian uji (sea tria) sebelum kapal ini layak untuk diserah terimakan.

Sementara itu, pengerjaan kapal perang ini dilakukan dengan pembangunan Moduler System yang terbagi dalam 6 modul, 1 modul dikerjakan di Belanda sementara 5 modul lainnya dikerjakan Insan PAL Indonesia.

Kapal yang memiliki panjang 105.11 meter, lebar 14.2 meter, berkecepatan 28 knot itu memiliki kemampuan berlayar sampai 5.000 nm dengan dilengkapi peralatan persenjataan modern yang terintegrasi dalam sistem "Sensor Weapon Control" (Sewaco).

Selain itu, desain stealth yang dimiliki kapal ini memiliki beberapa teknologi seperti infrared signature, low noise signature yang menjadikan kapal PKR sulit terdeteksi oleh radar kapal lain, dan mampu melakukan peperangan permukaan laut, udara, bawah air, serta elektronika, serta memiliki ketahanan berlayar mencapai 20 hari.

Pembangunan kapal PKR dengan program Transfer Of Tecnology (ToT) ini juga menyerap kurang lebih 200 tenaga PAL Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan, dimana sebanyak 75 orang diantaranya telah dididik di Damen Schelde - Vlisingen Belanda.

Selain ToT, PT PAL juga berbenah diri dengan melakukan peningkatan kapasitas produksi sesuai persyaratan untuk pembangunan PKR.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.