Sebuah perusahaan kosmetik Jepang telah meminta maaf atas tanda larangan masuk untuk orang-orang China dari salah satu gerainya. Insiden tersebut menyoroti permusuhan yang terus berlanjut terhadap pengunjung China di Jepang yang sedang berusaha untuk memperluas boom pariwisata berbasis belanja.
Foto-foto tulisan tangan dalam bahasa Jepang mengatakan "orang-orang China dilarang masuk" di jendela toko dimana berita ini sedang tren di media sosial China kemarin.
Pola Orbis Holdings Inc, yang memiliki sekitar 4.600 toko di seluruh Jepang, meminta maaf karena menyebabkan "perasaan tidak menyenangkan dan ketidaknyamanan bagi banyak orang" dan mengatakan telah menghapus tanda tersebut.
"Begitu kami mengkonfirmasi fakta, kami akan menunda operasi di toko dan menerapkan hukuman yang ketat," katanya dalam sebuah pernyataan yang diposkan secara online di Jepang dan China.
Jepang menimbang aturan visa yang lebih longgar bagi wisatawan dari China, kata beberapa sumber kepada wartawan awal tahun ini.
Sekitar 23,8 juta orang berkunjung pada tahun ini hingga Oktober, menetapkannya dalam catatan tahunan. Pengunjung dari China naik 13 persen dari tahun sebelumnya menjadi 6,2 juta selama periode tersebut.
Banyak turis China telah memanfaatkan kurs yen yang lebih lemah dan peraturan masuk yang lebih mudah untuk mengunjungi Jepang untuk belanja. Kosmetik termasuk barang yang paling populer untuk pembeli China.
Kejadian yang terjadi di Pola Orbis Holdings Inc bukanlah pertama kalinya tahun ini sebuah perusahaan Jepang telah menyinggung perasaan China. Hotel yang berbasis di Tokyo dan pengembang real estat APA Group mendapat sorotan atas buku-buku yang ditempatkan di hotel-hotel yang berisi teks yang menolak pembantaian 1937 oleh tentara Jepang di Nanjing China.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.