Setelah gagal untuk mendapatkan persetujuan di KTT AS-ASEAN pertama di California, Washington tentang Laut China selatan, tampaknya AS siap untuk melakukan cara apapun untuk dapat digunakan membendung China.
Dan media AS menyebarkan berita tentang penyebaran sistem rudal permukaan-ke-udara yang di tempatkan di Yongxing Island, bagian dari Kepulauan Xisha di Laut China Selatan, ini sekali lagi alasan Washington untuk sekali lagi mengkritik Beijing untuk peran yang dituduhkan dalam " militasisasi "wilayah tersebut, justru sebaliknya AS dan Korea selatan yang ingin menyebarkan sistem THAD di Korea.
Sebagai permulaan, China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Xisha dan menggunakan fasilitas pertahanan nasional terbatas dan diperlukan di wilayah China sendiri tidak ada hubungannya dengan militerisasi di Laut China Selatan.
China telah berulang kali menegaskan bahwa ia tidak memiliki niat untuk militerisasi wilayah tersebut. kegiatannya terutama untuk tujuan pemeliharaan, meningkatkan kondisi kehidupan untuk personil yang ditempatkan di sana dan menyediakan barang-barang publik yang lebih di wilayah tersebut.
Dengan triliunan dolar nilai barang melintasi LCS setiap tahun, Laut China Selatan sangat penting baik untuk perdagangan global dan untuk pembangunan China. Beijing tidak memiliki alasan untuk mengganggu salah satu arteri penting sebagai jalur perdagangan.
Sementara itu, Amerika Serikat, yang telah menjadi provokator di Laut China Selatan sejak Washington mengumumkan poros ke Asia-Pasifik, telah menjadi sumber utama destabilisasi di wilayah ini.
Ini telah melakukan beberapa kali provokasi perjalanan laut dan patroli udara di sekitar pulau-pulau milik China, yang jelas melanggar kedaulatan China, sebaliknya hal serupa tidak dilakukan jika berurusan dengan pulau yang di kuasai Vietnam dan Filipina.
Selain itu, juga telah dibuka kembali pangkalan militer di Filipina, dalam sebuah langkah secara luas ditafsirkan sebagai untuk mengadu ketegangan di wilayah tersebut.
praktek China di wilayah itu adalah defensif, dan melihat pembicaraan langsung antara sesama pengadu bukan berarti militer sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan sengketa apapun.
Demi stabilitas regional dan kebaikan bersama, mari kita berharap Amerika Serikat menghormati komitmen sebelumnya tidak memihak pada masalah atau mengaduk ketegangan. Hanya kemudian Laut China Selatan dapat menjadi rumah dan perairan yang aman
Monday, February 22, 2016
Washington berusaha mendestabilisasi Laut China selatan
Related Posts:
Alibaba meluncurkan paviliun untuk produk barang mewah Raksasa e-commerce China Alibaba Group kemarin meluncurkan sebuah paviliun mewah di situs bisnis-to-customer Tmall.com, karena semakin banyak pembeli China yang masuk ke Internet.Platform undangan khusus mencakup toko onlin… Read More
Tradisi minum suanmeitang di musim panas China telah memasuki musim panasnya yang paling panas, dikenal sebagai periode sanfu. sehingga di luar rumah terasa seperti sauna, selera makan orang berubah. untuk mengalahkan hawa panas orang Tionghoa biasanya punya… Read More
143 tersangka penipuan telekomunikasi kembali ke China dari Indonesia Sebanyak 143 tersangka dalam kasus penipuan telekomunikasi online lintas batas telah dibawa kembali ke China dari Indonesia, menurut Kementerian Keamanan Publik China. Kasus tersebut mencakup beberapa wilayah tingkat pr… Read More
Uji coba kereta api Beijing-Shanghai yang di upgrade kembali kecepatannya menjadi 350 km / jam.Uji coba kereta api Beijing-Shanghai yang di upgrade kembali kecepatannya menjadi 350 km / jam. … Read More
Sisir, dalam budaya China Sisir, dalam budaya China, mengirim seseorang sisir berarti secara harfiah mengandung emosional. Dan sisir yang dapat menghaluskan rambut seseorang menanggung berkat kehidupan mulus ke penerima. … Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.