Thursday, January 22, 2015

Pakar Thailand : Indonesia teladan di bidang kerukunan beragama

Sekarang ini, komunitas internasional sedang mempertimbangkan bagaimana merealisasi hidup berdampingan secara damai antara ajaran dan kebudayaan Agama Islam dengan pandangan nilai sosial modern saat ini. Hal ini dipicu serangan teroris yang terjadi pada kantor majalah Charlie Hebdo di Paris. Direktur Institut Masalah Keamanan dan Internasional Universitas Chulalongkorn Thailand Thitinan Pongsudhirak berpendapat, dunia internasional, termasuk negara-negara Asia Tenggara, hendaknya meningkatkan toleransi pada kaum muslim, supaya menghindari semakin banyaknya tindakan ekstrimis, sekaligus menghormati perbedaan agama dan kebudayaan. Di bidang tersebut, sebagai populasi yang terbanyak di dunia, Indonesia telah mengumpulkan cukup banyak pengalaman sukses.

Asia Tenggara merupakan kawasan berpenduduk Muslim terpadat di dunia, dan dan memiliki kebudayaan Muslim yang cukup luas. Khususnya Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim yang terbanyak di dunia. Saudara Muslim di Indonesia dianggap cukup moderat dan bertoleransi. Kaum Muslim Indonesia pun mencapai prestasi luar biasa dalam proses transformasi politik dan pembangunan ekonomi di negeri tersebut. Thitinan berpendapat, dalam masalah bagaimana menangani baik politik demokrasi dengan keanekaragaman agama, Indonesia telah memberikan teladan kepada dunia Muslim di Asia bahkan dunia.

Thitinan mengatakan, sebagai negara demokrat, mayoritas umat Islam di Indonesia menganut ajaran Islam yang moderat. Maka Indonesia boleh dikatakan sebagai teladan di bidang tersebut. Di Indonesia, agama Islam dapat dikembangkan bersama dengan demokrasi, ekonomi dan modernisme. Kalau kami bisa mengumpulkan dan meratakan pengalaman positif Indonesia dan memperluas pengalamannya ke komunitas Muslim lainnya di dunia, jadi ajaran Muslim dapat dipadukan harmonis dengan dunia internasional yang modern, sehingga dunia ini bisa menjadi lebih aman dan damai.

Thitinan berpendapat, peristiwa teror Charlie Hebdo memperlihatkan betapa kompleksnya situasi anti-teror di dunia. Sedangkan menghormati keanekaragaman agama dan kebudayaan, atau menganjurkan toleransi sosial, tentu saja akan mengurangi serangan teroris dan tindakan ekstrim.
Thitinan berpendapat, pemerintah mungkin akan mengintensifkan pengawasan atau keamanan, sehingga sedikit banyak mengganggu kebebasan warga sipil. Ke depannya, kita harus berupaya menghormati keanekaragaman antar agama dan kebudayaan yang berbeda, sehingga mewujudkan hidup berdampingan secara damai antara dunia Muslim dengan komunitasi internasional.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.