Kota kuno Luodai kampung halaman suku Khek

Kota kuno Luodai terletak di daerah Longquanyi, di luar kota Chengdu, provinsi Sichuan China. Kota ini dibangun pada zaman Tiga Negara (tahun 220-280) dan menjadi terkenal setelah legenda tentang sabuk batu giok milik raja kedua yang juga terakhir Negeri Shu, Liu Chan, yang terjatuh dalam sumur di kota itu. Jumlah penduduk kota itu sebanyak lebih 20 ribu orang, di antaranya lebih 90% diantaranya adalah suku Hakka.  itu sebabnya pekan Luodai dijadikan salah satu situs Majelis Suku Hakka Dunia ke-20. Luodai selalu disebut sebagai "Luodai yang dimiliki dunia, kampung halaman orang Hakka untuk selama-lamanya" dan posisinya sebagai "kampung halaman suku Hakka di seluruh dunia" juga ditetapkan.

Kalau di Indonesia Suku Tionghoa (Hakka atau Khek) banyak terdapat di Kalimantan seperti Singkawang, Bangka Belitung, namun banyak juga tersebar di seluruh wilayah RI seperti Jakarta, Lampung, dll. maaaf kalau salah tulis karena saya sendiri Orang Hokkian, hanya baca dari berbagai berita...


Kota kuno Luodai sekarang sebagai tujuan wisata dibagi menjadi daerah perlindungan inti, daerah danau Jinlong dan kampung suku Hakka yang asli di Kampung Baosheng . Di daerah perlindungan inti kota itu, jalan utama dan rumah penduduk orang Hakka yang bersejarah lebih seribu tahun dipelihara dengan baik . Jalan utama kota itu terdiri dari dua bagian yang lebarnya delapan meter dan panjangnya sekitar 1.200 meter . Berkeliling di jalan itu, wisatawan dapat menyaksikan toko - toko yang dibuka satu demi satu di kedua tepi jalan, dan bangunan - bangunan tersebut memiliki arsitektur baungunan pada zaman Dinasiti Ming ( tahun 1368 sampai 1644 ) dan Qing ( tahun 1616 sampai 1911 ) .

Di kedua tepi jalan utama itu, ada tujuh batang lorong yang masing - masing bernama Lorong Bei, Jalan Fengyi, Lorong Huaishu, Lorong Dewan Majelis Jiangxi, Lorong Chaishi, Lorong Macaoyan dan Lorong Kangshi . Di kota itu, ada empat buah ruang pertemuan yaitu Dewan Majelis Guangdong, Dewan Majelis Jiangxi, Hunan, Dewan Majelis Hubei dan Dewan Majelis Sichuan Utara serta Museum Hakka dan Taman Hakka sangat menarik para wisatawan dengan melihat arsitektur bangunannya yang lama dan indah . Dewan - dewan perhimpunan di Luodai itu menggambarkan sejarah imigrasi suku Hakka, arsitektur bangunannya adalah bergaya dinasti Ming dan Qing yang khas .

Dewan Majelis Guangdong yang mulai dibangun pada tahun 1746 mencakup daerah seluasa lebih 3.000 meter persegi dan dilengkapi dengan ruang pintu, ruang depan, ruang tengah dan ruang belakang serta kamar samping di kedua sisi lorong depan . Karena dewan perhimpunan ini terpelihara dengan baik dan lingkupnya cukup besar, banyak kegiatan yang mengikuti kebiasaan suku Hakka seperti menikmati hidangannya Hakka yang lezat, memakai pakaian tradisonal Hakka dan tidur tempat tidur kayu yang memiliki ukiran selalu diadakan di situ .

Berbeda dengan Dewan Majelis Guangdong, Dewan Majelis Jiangxi yang juga disebut Istana Wanshou tidak begitu luas . Namun wisatawan dapat menikmati pertunjukan yang dipersembahkan di panggung besar dan kecil di sana, selain jalan-jalan menyusuri koridor yang berliku - liku sambil menikmati lukisan dan ukiran yang halus dan cantik pada koridor itu .