Pada zaman Negara-Negara Berperang, yaitu abad ke-5 sebelum Masehi, negeri Zhao diperintah oleh Ibu Suri Zhao. Ketika itu, negeri Qin ingin menyerang negara Zhao. Jadi, negeri Zhao terus meminta bantuandari negara Qi yang menjalin hubungan baik dengannya. Namun, demi kepentingan sendiri, raja Qi meminta Ibu Suri Zhao supaya mengirim anak bungsunya, yaitu putera Chang'an Juni, ke negerinya sebagai jaminan. Dengan prasyarat tersebut, barulah mereka akan mengerahkan tentara untuk membantu negeri Zhao. Karena terlalu sayang kepada anak bungsunya, Ibu Suri Zhao menunda membuat keputusan. Para menteri yang khawatir akan keamanan negeri, terus-menerus membujuk Ibu Suri Zhao supaya mengirim Chang'an Juni ke negara Qi. Hal itu membuat beliau sangat marah.
Pada suatu hari, seorang menteri senior yang bernama Chu Long datang menghadap Ibu Suri Zhao. Ibu Suri Zhao menyangka bahwa kedatangan menteri ini adalah untuk membujuknya supaya mengirim putera Chang'an Juni ke negari Qi. Baginda tidak suka membicarakan hal ini, dan perasaan beliau pun tidak berapa enak. Namun, Chu Long terus mengucap salam dengan mengatakan, "Hamba sudah lama tidak datang menghadap tuanku. Bagaimana kesehatan tuanku?"
Ibu Suri Zhao menjawab, "Beta kurang berolahraga akhir-akhir ini. Makan pun sedikit saja". Chu Long mengatakan, "Hamba juga tidak berselera untuk makan, tetapi selalu keluar berjalan-jalan, dan menambahkan sedikit makanan yang bergizi. Ini sangat bermanfaat bagi kesehatan hamba". Ibu Suri Zhao mengatakan, "Susahlah bagi beta untuk berbuat sedemikian". Dengan sapaan begini, kemarahan Ibu Suri Zhao kian reda.
Melihat kondisi itu, Chu Long berkata, "Anak bungsu hamba bernama Shu Qi. Dia tidak seberapa pandai, karena hamba terlalu memanjakannya. Kini, hamba sudah tua. Hamba hanya ingin mencari kesempatan kerja untuknya. Dapatkah tuanku menugaskannya sebagai seorang penjaga di istana ? ". Ibu Suri Zhao bertanya, "Bolehlah. Berapa usianya?" Chu Long menjawab, "Umurnya 15 tahun. Meskipun masih muda, tetapi hamba berharap agar dapat mengamanahkannya kepada tuanku sebelum hamba meninggal dunia". Ketika melihat Ibu Suri Zhao menjadi bertambah baik, dia terus mengatakan, "Orang yang tua harus menyusun perencanaan yang rapi untuk keberhasilan masa depan anak-anaknya. Namun, pada tanggapan hamba, rencana yang tuanku buat untuk masa depan putera Chang'an Jun agak kurang bijak ". Ibu Suri Zhao tidak mengerti maksudnya. Maka, Chu Long terus menjelaskan bahwa "Sejak zaman kuno, jarang ada keturunan raja dapat mewarisi takhta secara turun-temurun. apakah mereka tidak mampu? Jawabannya tentu bukan. Penyebabnya adalah karena mereka tidak pernah membuat apa-apa jasa kepada negara. Setelah naik takhta , mereka tidak dapat mempertahankan kekuasaan mereka. Sekarang tuanku tidak ingin memberikan kesempatan kepada putera Chang'an Juni untuk membuat jasa kepada negeri ini. Setelah tuanku mangkat, bagaimana pula bakal raja nanti akan memperkuat kekuasaannya? Inilah sebabnya hamba menganggap rencana tuanku untuk putera Chang 'an Juni itu kurang bijak. "
Mendengar pernyataan tersebut, barulah Ibu Suri Zhao menyadari bahwa kedatangan Chu Long memanglah untuk membujuknya mengirim putera Chang'an Juni ke negara Qi. Namun, tanpa disadarinya, beliau sudah berkenan dengan rekomendasi Chu Long itu. Maka, beliau segera membuat arahan agar mengirim anak bungsunya ke negara Qi. Dengan demikian, negeri itu pun siap menunaikan janjinya sebelum ini, yaitu mengerahkan tentara untuk membantu negeri Zhao melawan serangan negeri Qin.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.