Pada akhir abad ke-3 sebelum Masehi, pemerintah Dinasti Qin yang zalim itu telah menimbulkan kemarahan rakyat. Karena itu, muncullah beberapa banyak kelompok tentara pemberontak dari petani di semua tempat di China. Diantaranya, dua tentara yang paling kuat yang masing-masing dipimpin oleh Xiang Yu dan Liu Bang. Xiang Yu adalah seorang hulubalang dari negeri Chu yang gagah berani dalam pertempuran, tetapi kurang pandai menggunakan taktik peperangan. Liu Bang yang berasal dari rakyat namun sangat terampil dalam menggunakan taktik tersebut. Dalam perang untuk menggulingkan pemerintah Dinasti Qin itu, keduanya sanggup bekerjasama dan saling membantu sampai mereka berhasil menumbangkan pemerintahan tersebut.
Namun, setelah pemerintah Dinasti Qin itu ditumbangkan, Xiang Yu dan Liu Bang yang dulunya akrab bagai saudara itu mulai berperang untuk merebut kekuasaan pemerintahan. Pertempuran terakhir antara mereka telah terjadi di suatu tempat yang bernama Gaixia, yaitu di Provinsi Anhui pada saat ini. Melalui beberapa pertempuran yang sengit, tentara yang dipimpin oleh Liu Bang telah berhasil mengepung tentara yang dipimpin oleh Xiang Yu. Meskipun sudah berada dalam kondisi yang merugikan, namun Xiang Yu masih memiliki 100 ribu orang prajurit. Maka bukanlah sesuatu hal yang mudah bagi Liu Bang untuk segera menghapus tentara Xiang Yu.
Pada suatu malam, Liu Bang memerintahkan prajuritnya untuk menyanyikan lagu rakyat negeri Chu, yaitu lagu rakyat kampung halaman tentara Xiang Yu secara terus-menerus. Xiang Yu dan prajuritnya merasa sangat terkejut ketika mendengar lagu tersebut. Mereka keliru menganggap anggota keluarga mereka telah ditangkap oleh tentara Liu Bang sebagai sandera. Lagu yang biasa didengar itu juga menimbulkan kerinduan mereka terhadap kampung halaman. Kondisi ini membuat tentara Xiang Yu semakin khawatir sehingga mereka beramai-ramai melarikan diri.
Setelah mengalami kekalahan yang parah, barulah Xiang Yu menyadari bahwa tindakan Liu Bang itu hanyalah satu strategi untuk merusak ketenteraman tentaranya. Dia yang tidak ingin menyerah diri, sehingga terpaksa bunuh diri.
Tidak lama setelah itu, Liu Bang telah memulai pemerintahan Dinasti Han, dan mengangkat dirinya sebagai Kaisar Gaozu.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Si Mian Chu Ge" ini digunakan untuk menggambarkan situasi yang genting ketika seseorang dikepung oleh musuhnya dari segenap penjuru, tanpa seorang pun yang tampil memberikan bantuan. Ia juga membawa arti, ketika seseorang berhadapan dengan sesuatu kesulitan yang cukup menantang, apapun yang terjadi tampaknya meramalkan kegagalannya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.