Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon |
Juru bicara pemerintah Jepang Yoshihide Suga mengatakan kemarin bahwa Jepang telah mengajukan protes kepada PBB atas rencana Sekjen PBB, yang mencakup menghadiri parade pada 3 September. AFP melaporkan.
Suga mengatakan: "Kami ingin mendorong negara-negara anggota untuk melihat ke masa depan dan tidak perlu fokus pada peristiwa tertentu di masa lalu". selama ini pihak Jepang menolak meminta maaf atas agresi yang dilakukan negaranya terhadap negara-negara di Asia yang mengalami penderitaaan selama penjajahan Jepang dan bahkan Jepang berusaha untuk mendistorsi sejarah dan memutar balikan fakta atas kejahatan yang telah di lakukannya. dan bahkan sekarang Jepang sedang merubah konstitusinya untuk kembali membangun kekuatan militernya sejak perang dunia ke II. mungkinkah ini ada maksud tersembunyi pihak Jepang untuk membangun kembali Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. kita hanya bisa berdoa semoga Jepang tidak kembali mengulangi sejarah yang telah dilakukannya 70 tahun lalu.
Dalam tanggapan, Stéphane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB, mengatakan pada konferensi pers harian di New York "... pemikiran Sekretaris Jenderal PBB untuk menghadiri upacara di Beijing adalah bahwa dia juga menghadiri upacara serupa di Ukraina, di Polandia, serta di Moskow. "
Ditanya tentang tanggapan kekhawatiran Jepang atas kunjungannya ke China, Ban Ki-moon mengatakan kepada wartawan bahwa "seluruh dunia kini memperingati ulang tahun ke-70 dari berakhirnya Perang Dunia II, yang paling tragis dalam sejarah manusia dan pada saat yang sama berdirinya PBB. "
"Sangat penting untuk melihat ke masa lalu, apa jenis pelajaran kita telah belajar, dan bagaimana kita dapat bergerak maju ke masa depan yang lebih cerah berdasarkan pada pengalaman. Itulah tujuan utama," kata kantor berita Xinhua mengutip Ban mengatakan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Beijing kemarin bahwa Beijing telah mengambil catatan dari laporan yang relevan dan posisi yang jelas digariskan oleh PBB.
"Pada saat seperti ketika masyarakat internasional menandai peringatan 70 tahun kemenangan Perang dunia Anti-Fasis dalam berbagai bentuk, komentar yang relevan dengan Jepang benar-benar membuat masalah," kata Hua.
Jepang seharusnya "mengambil sikap rendah hati, menghadapi masa lalu yang tepat dan mengungkapkan penyesalan mendalam atas sejarah agresi militernya seperti yang juga dilakukan oleh pihak Jerman di Eropa", kata Hua.
Juru bicara itu menegaskan bahwa peringatan V-Day pada 3 September untuk "mengingat sejarah, mengingat para martir, menghargai perdamaian dan membuka diri untuk masa depan".
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.