Sebulan lagi berlalu. Pendeta itu tetap tidak mengajarkan setiap ilmu ghaib kepada Wang Qi. Wang Qi tidak dapat bertahan lagi. Dia ingin bertanya kepada gurunya mengapa dia melakukannya. Ketika menemui pendeta itu, Wang Qi mengatakan: "Saya benar-benar ingin mempelajari ilmu gaib dari tuan guru. Sekarang, saya bangun awal setiap hari untuk pergi menebang pohon, dan pulang setiap malam. Saya tidak pernah mengalami kesulitan seperti ini. Jika tuan guru tidak ingin mengajarkan ilmu panjang umur kepada saya, bisakah ajarkan beberapa kekuatan ajaib yang lain kepada saya? "Pendeta itu tersenyum, sambil berkata, "Memang benar harapan saya. Kesusahan begini saja kau sudah tidak sanggup bertahan lagi. Lebih baiklah kamu pulang ke rumah esok." Wang Qi terus merayu dengan bersungguh-sungguh, "Tolonglah tuan guru, ajarkan sedikit ilmu gaib kepada saya. Jika tidak, kerja berat yang saya lakukan di sini selama ini, menjadi sia-sia saja." Pendeta itu bertanya, "Apa ilmu yang ingin kau pelajari?" wang Qi menjawab, "Saya selalu melihat tuan guru berjalan terus melalui dinding. Saya ingin belajar ilmu itu." Pendeta itu tersenyum, sambil menyuruh wang Qi mengikutinya ke depan sebuah dinding. Lalu, dia memberitahukan mantera melalui dinding ke Wang Qi. Sehabis membaca mantera itu, Wang Qi disuruh oleh gurunya agar terus memasuki dinding itu. Namun, di depan dinding itu, Wang Qi merasa sangat takut, dan tidak berani menggerakkan kakinya. Ketika melihat gurunya tampaknya menjadi marah, Wang Qi harus menundukkan kepalanya, sambil bergerak ke arah dinding itu. Tanpa disadarinya, dia berhasil melalui dinding itu. wang Qi merasa sangat gembira. Sebelum pulang ke kampung halamannya, pendeta itu telah memberikan satu nasihat kepada Wang Qi supaya dia selalu jujur dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Jika tidak, ilmu gaib itu tidak akan berguna lagi.
Setelah tiba di rumah, Wang Qi menjadi sombong. Dia berkata kepada istrinya, "Aku telah berguru kepada seorang dewa. Banyak ilmu ghaib telah diajarkannya kepada aku. Sekarang, dinding pun tidak dapat menghalangi aku." Istrinya sangat ragu terhadap pernyataan suaminya itu. Maka, Wang Qi mulai membaca mantera, sambil berlari menuju ke dinding. Namun, Wang Qi gagal. Kepalanya yang melanggar dinding itu bengkak parah. wang Qi merasa sangat malu. Istrinya merasa geli. Dia berkata, "Jika benar ada ilmu gaib di dunia ini, orang yang malas seperti anda ini tentu tidak mampu menguasainya dalam waktu dua sampai tiga bulan". wang Qi mulai mencurigai dirinya telah ditipu oleh pendeta di Gunung Laoshan itu. Sejak itu, Wang Qi kembali ke sifat kemalasannya yang sangat amat. Maka, sepanjang hayatnya, dia tetap menjadi seorang yang tidak berguna.
Tuesday, June 30, 2015
Cerita : Pendeta Agama Tao di Gunung Laoshan
Related Posts:
Cerita taktik peperangan berlagak berani Di China ada pepatah yang berbunyi bahwa "Tiupu Daya Tidak Pernah Berakhir pada Perang". Taktik "Berlagak Berani" berarti, jika kekuatan pertahanan sebuah kota kurang, pihak yang mempertahankan kota itu bolehlah membiarkan … Read More
Cerita tentang Taktik cederakan diri dengan Sengaja Biasanya, manusia tidak akan melukai diri sendiri. Namun, "Taktik cederakan diri dengan Sengaja" tidak sesuai kelaziman itu. Untuk suatu maksud yang tersembunyi atau kepentingan strategis jangka panjang, seseorang akan memp… Read More
Legenda tentang Liang Zhu Liang Shanbo dan Zhu Yingtai adalah salah satu dari empat legenda cerita rakyat China dan salah satu jenis yang paling berpengaruh dari seni verbal. serta menyebar jauh dan luas di China selama lebih dari 1600 tahun, karya … Read More
Taktik Peperangan "Wanita Cantik Dalam 36 Taktik Peperangan pada zaman China kuno, taktik "Wanita Cantik" digunakan ketika seseorang menghadapi situasi yang tidak menguntungkan.Taktik "Wanita Cantik" berarti menggunakan wanita cantik untuk menggoda dan me… Read More
Cerita 36 Taktik Peperangan "Menunjuk ke pohon murbei, tetapi mengutuk pada pohon lotus" "36 Taktik Peperangan" adalah sebuah buku klasik yang berisi 36 taktik perang yang tidak hanya digunakan pada zaman kuno bahkan diwariskan sampai ke zaman ini di China. Pada saat ini, "36 Taktik Peperangan" telah disesuaika… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.