Pada zaman Periode Negara berperang, seorang bangsawan di Negeri Chu memberikan sebotol arak kepada para pembantunya setelah upacara memuja nenek moyangnya berakhir. Ada seorang pembantu mengajukan proposal:
"Kita hanya diberi sebotol anggur saja. Ini tentu tidak cukup untuk menghibur kita semua, dan hanya cukup untuk diminum oleh seorang saja. Bagaimana, kalau kita setiap orang melukis seekor ular di lantai, siapa yang paling cepat selesai melukis ular itu, akan layak minum arak ini. "
Pembantu-pembantu yang lain semuanya setuju dengan usulan tersebut. Lalu, mereka mulai melukis ular di lantai.
Menurut ceritanya, ada seorang di antara mereka yang paling cepat menyelesaikan lukisan ularnya, dan dia ingin minum arak itu. Namun, melihat orang lain masih sibuk melukis, dia berkata dengan sombong:
"Lambatnya kalian semua melukis. Aku masih ada waktu yang cukup untuk menambah sepasang kaki pada ular dalam lukisanku."
Lalu, dia mengambil kuas, dan ingin menambahkan kaki pada ular yang sudah siap dilukisnya pada lantai. Namun, apa yang terjadi kemudian sangat di luar dugaannya. Sebelum dia siap melukis kaki pada ular itu, ada seorang yang lain sudah menyiapkan lukisannya. Dia pun mengambil botol berisi arak itu, dan berkata:
"Siapakah yang pernah jumpa ular yang memiliki kaki? Yang kau lukis itu bukanlah ular. Jadi, arak ini patut aku minum."
Lalu, dia terus minum arak itu.
Melihat arak itu habis diminum, orang yang menambahkan kaki pada ular itu merasa amat kesal. Namun, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna lagi.
Inilah asal usul peribahasa "Hua She Tian Zu", yang memberikan pengajaran kepada kita supaya mematuhi perintah dan memiliki tujuan yang jelas ketika membuat sesuatu pekerjaan, dan jika pekerjaan itu selesai dibuat, jangan berlagak sombong, jika tidak, kita akan mengalami kerugian.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.