Maksud asli "Lepaskan Kulit Serangga" adalah, setelah serangga bersalin kulit, jasad serangga itu telah keluar dari kulitnya, hanya tinggal kulit yang sudah kering masih tergantung di tempat asal. Jika kita tidak membuat pengamatan yang cermat, pasti kita anggap serangga itu masih berada di situ.
Dalam buku 36 Taktik Perang, penjelasan tentang taktik "Lepaskan Kulit Serangga" adalah seperti yang berikut: ketika Anda dalam keadaan terdesak, dan Anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus membentuk tim, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terkonsentrasi atas muslihat yang Anda lakukan, pindahkan tim Anda secara rahasia sehingga selamat dari situasi yang bahaya. Taktik ini sering digunakan dalam kondisi kita lebih lemah dibandingkan dengan pihak musuh.
Pada abad ke-3 Masehi, China berada dalam kondisi terpecah dan diduduki oleh pemerintah tiga negara yaitu Negara Wei, Negeri Shu dan Negara Wu. Raja ketiga negara itu semua bercita-cita untuk merebut kekuasaan untuk menyatukan wilayah China. Mereka masing-masing telah berusaha untuk mendapatkan cendekiawan yang pandai dan bijaksana untuk membantu mengalahkan pihak musuh. Maka, pertempuran antara ketiga negara itu terjadi dari waktu ke waktu.
Antara para cendekiawan di ketiga negara itu, Perdana Menteri Negara Shu, Zhuge Liang adalah yang paling pandai cerdik dan memiliki kewibawaan yang tinggi karena berhasil memimpin tentara negeri Shu dalam peperangan sekian lama. Dengan mengetahui kepandaiannya, kepala militer dua negara yang lain pun gentar akan kehebatan Zhuge Liang. Oleh sebab itu, mereka selalu berhati-hati ketika berhadapan dengan tentara yang dipimpin oleh Zhuge Liang.
Suatu masa dulu, Zhuge Liang pernah memimpin sejumlah besar tentara Negeri Shu bertolak dari daerah selatan untuk menyerang negeri Wei di utara China. Sementara itu, raja negeri Wei juga telah mengerahkan tentara elitnya untuk menangkis serangan tentara negeri Shu. Selama konfrontasi militer kedua negara itu, Zhuge Liang telah jatuh sakit dan kondisi kesehatannya menjadi semakin hari semakin parah. Zhuge Liang tahu bahwa ia adalah satu-satunya orang yang mampu memimpin tentara negeri Shu dan membuat para prajurit bersemangat. Jika dia meninggal, militer negeri Shu pasti akan gagal dalam pertempuran itu dan pengunduran merupakan satu-satunya pilihan yang bijak. Yang menjadi masalah, jika tentara negeri Shu melakukan penarikan secara tiba-tiba, tentara negara Wei pasti akan mengejar mereka untuk menghapus kekuatan militer negeri Shu secara habis-habisan dan militer negeri Shu akan mengalami kematian dan cedera yang serius. Setelah mempertimbangkan kondisi itu, Zhuge Liang secara rahasia telah mengajarkan cara pengunduran tentara ke hulubalang, Jiang Wei.
Tidak lama kemudian, Zhuge Liang telah meninggal dunia ketika tentara kedua negara itu masih berada dalam kondisi konfrontatif. Hulubalang Jiang Wei telah menghambat mengeluarkan kabar tentang kepergian ketuanya sebagaimana yang diajarkan oleh Zhuge Liang. Dia telah memerintahkan tukang dalam tentaranya membikin satu patung kayu Zhuge Liang macam duduk di dalam sebuah kendaraan. Dengan begitu, Jiang Wei memimpin tentara negeri Shu membawa mayat Zhuge Liang memulai pengunduran.
Seperti yang disangka oleh Zhuge Liang, panglima tentara negara Wei telah mengerahkan pasukannya untuk mengejar tentara Shu. Jiang Wei pula telah mengirim sejumlah besar pasukannya berpura-pura sudah siaga melancarkan serangan terhadap pasukan negara Wei. Setelah melakukan pengamatan dari tempat jauh, panglima tentara negara Wei menemukan bahwa tentara negeri Shu terlihat disiplin dan antusias dengan pimpinan Zhuge Liang yang duduk di dalam kendaraannya. Dengan mengetahui kehebatan Zhuge Liang, panglima tentara negara Wei menyangsikan bahwa ini mungkin satu lagi trik yang dilakukan oleh Zhuge Liang. Jadi, dia telah memerintahkan pasukannya mundur supaya menghindari dari terkena tipu muslihat itu.
Dengan kesempatan itu, hulubalang Jiang Wei segera mentransfer kekuatan utama tentaranya ke tempat yang aman. Ketika panglima tentara negara Wei menerima kabar kematian Zhuge Liang adalah sudah terlambat untuk mengejar kekuatan utama pihak musuh.
Perdana Menteri negeri Shu, Zhuge Liang telah berhasil menggunakan taktik "Lepaskan Kulit Serangga" untuk melindungi tentaranya dari risiko dihapus dengan menggunakan trik untuk melarikan diri secara rahasia.
Tuesday, October 18, 2016
36 Taktik Peperangan: Lepaskan Kulit Serangga
Related Posts:
Tou Shu Ji Qi Dalam buku "Han Shu", yaitu "Catatan Sejarah Dinasti Han", ada sebuah cerita tentang seorang pria kaya yang sangat gemar akan barang-barang antik. Menurut ceritanya, aneka koleksi yang disimpan oleh si kaya itu, ada sebuah … Read More
Berdiri di depan pintu rumah guru dalam kondisi salju Pada zaman Dinasti Song Utara, yaitu antara tahun 960 sampai tahun 1127, ada seorang pemuda lulusan ujian pemerintah di provinsi Fujian yang bernama Yang Shi . Dia sangat tertarik untuk membuat penelitian dalam berbagai ilm… Read More
Menelan Buah Kurma Bulat - Bulat Asal Usul :Sekali waktu, ada seorang pemuda " kutu buku " yang sangat suka membaca buku dengan lantang halaman demi halaman . Namun, dia tidak pernah memikirkan makna dan maksud yang tersirat dalam ayat - ayat yang dibacany… Read More
Ingin terlihat Pandai, Tapi yang tampak kebodohannya Pada zaman Dinasti Song Utara, ada seorang pelukis yang tersohor bernama Sun Zhiwei . Dia sangat pandai melukis potret dan figura, sehingga banyak orang ingin berguru dengannya . Pada suatu hari, Sun Zhiwei diminta melukis … Read More
Setelah Gulungan Peta Terbuka, Pisau Belati Pun Terlihat Pada akhir zaman Negara - Negara Berperang ( tahun 475-221 Sebelum Masehi ), negeri Qin mulai menunjukkan keinginan untuk menaklukkan negeri - negeri yang lain demi menyatukan seluruh negara . Pada tahun 228 sebelum Masehi,… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.