Monday, March 23, 2015

Jangan menilai orang lain dari sudut kekayaan, pangkat dan kekuasaan semata-mata.


Pada suatu hari, Su Qin telah datang ke negeri Qin untuk merekomendasikan pandangan politiknya kepada raja Qin, dengan harapan untuk mendapatkan sesuatu jabatan di negeri tersebut. Namun, pandangannya itu terus ditolak oleh raja Qin. Dengan perasaan penuh kecewa, Su Qin yang mengalami kemacetan uang, terpaksa pulang ke kampung halamannya di kota Luoyang.

Melihat Su Qin pulang begitu saja, anggota keluarganya tidak menghormatinya lagi, dan memandang rendah padanya. Ada yang langsung tidak ingin bertegur sapa dengannya lagi, ada juga yang memperolok. Dengan hati yang penuh duka, Su Qin membangun azam untuk mempelajari taktik perang dengan tekun untuk mengubah nasibnya pada suatu hari nanti. Ketika belajar, dia akan menusuk pahanya dengan sebilah tusuk. Dengan cara itu, dia dapat belajar sampai larut malam hampir setiap hari.

Dengan ketekunannya yang berkelanjutan, Su Qin akhirnya telah berhasil dengan sangat baik dalam bidang militer. Ketika melihat situasi yang semakin bergolak di Cina pada saat itu akibat kekerasan negeri Qin, dia telah mengembara ke negeri Yan, Zhao, Qi, Chu dan Wei, dan berhasil membujuk negara-negara tersebut untuk menjalin hubungan afiliasi dengan negara Han untuk menentang negeri Qin. Dia pun menjadi kepala kepada tentara Sekutu tersebut.

Pada suatu hari, Su Qin yang memimpin militernya, lalu di kampung halamannya di kota Luoyang. Pada hari itu, semua anggota keluarganya bersiap-siap menunggu di luar rumah untuk menyambut kepulangan Su Qin. Kakak iparnya yang dulunya selalu memperolok itu, pun memperlakukan Su Qin dengan penuh hormat. Su Qin tersenyum, sambil berkata,

"Dulu kakak selalu menghina saya. Sekarang ini, kakak memperlakukan saya dengan begitu baik pula. Mengapa sikap kakak berubah begitu rupa?"

Kakak ipar Su Qin menjawab,

"Kamu sudah menjadi pembesar yang kaya raya. Mana kakak tidak berani lagi memperlakukan kamu seperti dulu?"

Catatan Keterangan:

Peribahasa "Qian Ju Hou Gong" ini membawa arti sikap yang berubah-ubah ketika memperlakukan seseorang, yaitu mula-mula memandang rendah kepadanya, kemudian memperlakukannya dengan penuh hormat. Ia menasihati kita agar jangan menilai orang lain dari sudut kekayaan, pangkat dan kekuasaan semata-mata.
ada zaman Negara-Negara Berperang, yaitu abad ke-5 sebelum Masehi, Cina terdiri dari tujuh buah negeri, yaitu negeri Qin, Chu, Yan, Han, Zhao, Wei dan Qin. Diantaranya, negeri Qin adalah yang paling kuat karena ia telah melaksanakan reformasi lebih awal. Pada saat itu, di negeri Han, ada seorang pemuda bernama Su Qin yang memiliki cita-cita yang tinggi untuk menceburi arena politik.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.